Bos GoTo Ungkap Tujuan di Balik Kesepakatan Kerja Sama dengan Tiktok
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menyetujui kerja samanya dengan TikTok milik ByteDance Ltd untuk menghindari kerugian pangsa pasar lebih lanjut dalam belanja online di Indonesia. Demikian dikatakan Chief Executive Officer GOTO Patrick Walujo dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/12).
“TikTok Shop milik perusahaan media sosial Tiongkok meningkatkan pangsa pasarnya lebih dari dua kali lipat menjadi 11% tahun ini,” kata Patrick Walujo dalam panggilan konferensi dengan investor pada hari Kamis (14/12).
Adapun pangsa pasar GoTo menyusut menjadi 23% dari 28% di tahun ini. TikTok awal pekan ini setuju untuk menginvestasikan US$ 1,5 miliar atau setara Rp 23,22 miliar dalam usaha patungan dengan GoTo yang akan mereka kendalikan.
Ini merupakan perjanjian yang bertujuan untuk mengatasi hambatan peraturan perusahaan Tiongkok di pasar ritel online terbesarnya, Indonesia. GoTo menjadi pendukung pasif usaha tersebut, melepaskan kendali atas cabang e-commerce Tokopedia.
“Kami akan kehilangan lebih banyak pangsa pasar jika kami tidak melakukan apa pun. Setelah kami menggabungkannya, kami memiliki peluang yang sangat tinggi untuk menjadi pemain nomor 1 di pasar yang jauh lebih besar,” kata Patrick Walujo.
GoTo juga mengatakan akan menerima biaya triwulanan berdasarkan layanan e-commerce yang disediakan sebagai bagian dari kesepakatan, yang secara langsung akan berkontribusi terhadap pendapatannya.
“Saat ini, GoTo kemungkinan besar akan mencapai target laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi positif yang disesuaikan pada kuartal ini,” kata Patrick.
Secara terpisah, Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren menilai kolaborasi antara Tokopedia dan TikTok ini positif. Dengan pertumbuhan pesat TikTok Shop Indonesia ke depan, pendapatan fee bagi GOTO juga akan terus bertumbuh kencang.
“Selain itu, GOTO juga dapat memfokuskan sumber daya dan modal kepada lini bisnis layanan on-demand dan financial technology,” katanya dalam riset.
GoTo sebagai informasi baru saja merilis presentasi investor update mengenai kolaborasi dengan TikTok. Berikut beberapa poin utamanya:
- GOTO akan menerima pendapatan service fee dari transaksi Tokopedia (core GMV), yang ke depannya merupakan kombinasi bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia.
- Definisi core GMV sendiri adalah transaksi yang telah terselesaikan atas barang fisik, tidak termasuk digital goods dan beberapa item luar biasa yang bernilai tinggi, serta item-item lain yang disepakati untuk tidak diperhitungkan.
- Pendapatan fee ini adalah pendapatan bersih bagi GOTO, dan langsung masuk ke EBITDA perseroan.
- Berdasarkan ilustrasi dari perseroan, GOTO akan menerima pendapatan fee sebesar US$ 11,4 juta atau setara Rp 177 miliar pada kuartal tiga 2023, berdasarkan core GMV pada kuartal tiga 2023 di level US$ 2,9 miliar. Perhitungan tersebut mengindikasikan fee yang didapat GOTO adalah sekitar 0,39% dari core GMV.
- Pada kuartal tiga 2023, GOTO secara grup mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,6 triliun. Segmen e-commerce sendiri membukukan Rp 1,5 triliun pendapatan bersih pada kuartal tiga 2023. Pasca transaksi, Tokopedia tidak akan lagi dikonsolidasikan ke dalam pencatatan buku GOTO.