Konglomerat Toto Sugiri Mengundurkan Diri dari Jajaran Komisaris EDGE
Otto Toto Sugiri mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil komisaris utama PT Indointernet Tbk (EDGE) atau Indonet.
Berdasarkan keterbukaan infromasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Affair Director Indointernet, Karla Winata menyampaikan bahwa pengunduran Otto Toto Sugiri per 18 Desember 2023.
“Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari anggota dewan komisaris,” ungkap Karla, Selasa (19/12).
Kemudian emiten yang bergerak di bidang internet service provider, telekomunikasi dengan kabel, holding, hosting, konsultasi komputer dan manajemen fasilitas itu akan mematuhi ketentuan yang diatur dalam POJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang direksi dan dewan komisaris emiten atau perusahaan publik.
Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires pagi ini, Otto Toto Sugiri menjadi orang terkaya peringkat ke-26 di Indonesia. Ia adalah salah satu pendiri dan presiden direktur PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Toto Sugiri mendirikan perusahaan ini pada tahun 2011 dan menjadikannya sebagai operator pusat data terbesar di Indonesia.
DCI Indonesia tercatat di BEI pada Januari 2021. Sebelum bergabung dengan DCI, Toto Sugiri mendirikan PT Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989 yang diakuisisi oleh PT Telkom Indonesia dan kini bernama Telkomsigma. Pada tahun 1994, Toto Sugiri mendirikan Indonet, penyedia layanan internet pertama di Indonesia, yang go public pada Februari 2021.
Di sisi lain, berdasarkan publikasi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengenai laporan investor dengan kepemilikan saham di atas 5% pada 15 Desember 2023, Digital Edge (HK) SPVI Limited masuk menjadi pemegang saham di Indointernet. Digital Edge (HK) SPVI Limited memborong 666,68 juta saham EDGE, dengan demikian perusahaan Hong Kong tersebut menggenggam kepemilikan saham 33%.
Sementara pada akhir perdagangan pekan lalu, terpantau pergerakan saham emiten konglomerat Toto Sugiri tersebut sangat bergejolak. Hal itu ditengarai karena ada transaksi nego triliunan rupiah di harga diskon.
Selain dari pasar reguler, pergerakan yang berfluktuatif kemarin terjadi lantaran EDGE ditransaksikan di pasar nego di posisi harga rendah.
Pembeli dalam transaksi nego tersebut diketahui murni dari asing, melansir data RTI Business. Besaran transaksi nego senilai Rp 2,33 triliun bahkan berkontribusi lebih dari 50% dari total net buy asing di seluruh pasar sebesar Rp 3,87 triliun.