Waskita Karya Paparkan Kabar Terbaru di Penghujung Tahun 2023
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tengah menyiapkan berbagai langkah guna memperbaiki kinerja perseroan di tahun 2024. Termasuk langkah-langkah agar sahamnya tidak kena delisting alias dihapus oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Manajemen WSKT mengatakan, strategi Waskita agar tidak di delisting yakni dengan finalisasi Master Restructuring Agreement (MRA). MRA akan memicu pemegang obligasi sehingga bisa menunjukkan kemajuan terhadap Waskita.
“Adanya kegagalan empat seri obligasi non penjaminan yang terjadi, upaya yang dilakukan agar suspensi dilepas bursa yaitu finalisasi MRA dengan perbankan akan menjadi trigger positive untuk bisa disetujuinya skema restrukturisasi kepada pemegang obligasi,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (29/12).
Karena didalam konteks restrukturisasi mengusulkan adanya flexibility untuk mengelola kas atas termin collection yang didapatkan. Hal itu agar bisa menjaga going concern perseroan.
Terkait restrukturisasi hutang Waskita, manajemen juga menyatakan telah menyewa konsultan konsorsium baik dari penasehat keuangan, hukum, maupun konsultan restrukturisasi. Serta menyewa pihak independen untuk melakukan validasi atas hasil evaluasi penyusunan terhadap proses bisnis, nilai kontrak, termasuk penagihan di perseroan.
Saat ini proses restrukturisasi 17 dari 21 kreditur perbankan yang menyampaikan persetujuan secara tertulis. 4 perbankan masih dalam proses komite divisi internal. Dari sisi timeline diharapkan dibulan Januari seluruh perbankan dapat memberikan persetujuan atas term sheet yang telah disampaikan dan dapat dilaksanakan finalisasi atas MRA.
Sementara target nilai kontrak baru 2024 sebesar Rp 17 triliun. Rencana pendapatan usaha 2023 adanya pertumbuhan sebesar Rp 14 triliun. Untuk memperbaiki keadaan, strategi Waskita yaitu dengan nilai kontrak baru yang kembali ke kontrak konvensional dengan uang muka dan pola pembayaran bulanan.
“Sehingga diharapkan secara leverage membantu arus kas Waskita untuk dapat bertahan menyelesaikan proyek-proyek yang berjalan,” tulis manajemen.
Target laba bruto di proyek baru Waskita adalah sebesar 9%-10%. Sedangkan untuk sentimen negatif kinerja perseroan tahun 2024 cukup realistis dikarenakan tahun politik untuk pencapaian proyek baru maupun dalam memproduksi pendapatan.
Kemudian terkait kemajuan divestasi jalan tol, dengan total 18 ruas jalan tol yang dimiliki oleh Waskita sebanyak 1.040 km. Sampai dengan tahun 2023 Waskita berhasil mendivestasikan 9 ruas jalan tol.
Untuk tahun 2023 Waskita melakukan divestasi 1 ruas jalan tol yaitu ruas Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi. Sedangkan untuk target tahun 2024 Waskita menargetkan mendivestasikan ruas Jalan Tol Pemalang-Batang.
“Target divestasi selanjutnya untuk valuasi tol salah satunya bergantung kepada jaringan integrasi dari berbagai tol,” tulis manajemen.
Saat ini jalan tol masih dalam penyelesaian yaitu Tol Cimanggis Cibitung (CCT). Untuk Jalan Tol Becakayu masih dibutuhkan koneksi sampai dengan Tambun untuk investasi lanjutan yang akan dilaksanakan pada tahun 2024. Sehingga ruas-ruas tol yang diperlukan jaringan baru akan bisa didivestasikan sesuai dengan jadwal MRA.
Sedangkan mengenai merger antara PT Waskita Karya dan Hutama Karya, manajemen mengatakan masih dalam tahap diskusi awal. Keputusan akhir terkait mekanisme dan struktur merger tersebut sepenuhnya berada di Kementerian BUMN selaku pemegang saham seri A Dwiwarna.
Adapun informasi potensi integrasi antara kedua perusahaan tersebut terkait dukungan pemerintah kepada Waskita dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui Hutama Karya akan digunakan untuk menyelesaikan konstruksi jalan tol. Salah satunya adalah ruas tol Kayu Agung - Palembang -Betung (KAPB) di Sumatera.