Garuda Serap Dana Rights Issue Rp 7,3 Triliun, Ini Rinciannya
Maskapai BUMN PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) merealisasikan penggunaan dana dari penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue Rp 7,3 triliun sampai dengan akhir Desember 2023.
Rinciannya, dana tersebut dipakai untuk pemeliharaan dan restorasi Rp 3,13 triliun, pemenuhan cadangan pemeliharaan Rp 900 miliar, dan bahan bakar Rp 1,73 triliun. Selanjutnya terdapat biaya sewa pesawat senilai Rp 900 miliar, biaya restrukturisasi GIAA yakni Rp 370 miliar, dan modal kerja Rp 275,88 miliar.
"Sisa dana hasil penawaran umum yakni Rp 468,87 miliar," tulis manajemen Garuda, dikutip Selasa (16/1).
Sebagai informasi, Garuda Indonesia telah melaksanakan rights issue melalui skema Penawaran Umum Terbatas II atau PUT II dengan tanggal efektifnya 2 Desember 2022. Total dana hasil rights issue yang dihimpun GIAA yakni Rp 7,79 triliun.
Emiten bersandi GIAA ini mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 75,85 juta, setara Rp 1,15 triliun hingga September 2023 dengan asumsi kurs Rp 15.951 per dolar AS. Kerugian ini terpangkas dibanding periode September 2022 lalu Rp 3,7 triliun.
Garuda Indonesia mencatatkan beberapa beban yang mempengaruhi kinerjanya per kuartal tiga 2023. GIAA membukukan tumbuhnya beban operasional penerbangan hingga 4,62% menjadi US$ 1,13 miliar atau Rp 18,1 triliun per September 2023. Sebelumnya beban operasional penerbangan US$ 1,08 miliar.