Bank DBS Pimpin Pinjaman Sindikasi Rp4,7 Triliun untuk Adira

Hari Widowati
22 Februari 2024, 15:29
PT Bank DBS Indonesia bersama lima bank lainnya menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi (syndicated loan agreement) senilai US$300 juta atau sekitar Rp4,7 triliun untuk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF).
DBS Bank Indonesia
PT Bank DBS Indonesia bersama lima bank lainnya menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi (syndicated loan agreement) senilai US$300 juta atau sekitar Rp4,7 triliun untuk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF).
Button AI Summarize

PT Bank DBS Indonesia bersama lima bank lainnya menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi (syndicated loan agreement) senilai US$300 juta atau sekitar Rp4,7 triliun untuk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF). Dalam pinjaman sindikasi ini, DBS bertindak sebagai Mandated Lead Arrangers Bookrunners (MLAB).

Kunardy Lie, Head of Institute Banking Group, PT Bank DBS Indonesia, mengatakan pinjaman sindikasi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung sektor otomotif di Indonesia melalui berbagai kolaborasi strategis. Sektor otomotif merupakan salah satu dari sembilan sektor industri yang memiliki potensi besar untuk bertransisi menurut panduan dekarbonisasi Bank DBS "Our Path to Net Zero - Supporting Asia's Transition to a Low Carbon Economy."

"Hal inilah yang memantik semangat kami untuk melakukan kolaborasi strategis dan pembiayaan kepada perusahaan otomotif guna mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik untuk transisi energi berkelanjutan di Indonesia," ujar Kunardy, dalam siaran pers, Kamis (22/2).

Niko Kurniawan, Direktur Penjualan, Pelayanan, dan Distribusi Adira Finance, mengatakan pendanaan ini diarahkan untuk mendukung pertumbuhan aset perseroan, mengembangkan digitalisasi di dalam perusahaan, dan ekosistem digital perseroan. Dengan dukungan Bank DBS dan mitra sindikasi, Adira Finance berkomitmen untuk terus memimpin industri pembiayaan.

Sebelumnya, Bank DBS Indonesia telah menyalurkan pendanaan ke beberapa industri otomotif. Salah satunya, pinjaman US$16 juta atau setara Rp244 miliar untuk PT Indomobil Sukses Internasional Tbk pada 2023. Pendanaan tersebut diberikan untuk pembelian unit dan komponen kendaraan listrik berbasis baterai (BEV). Pembiayaan ini akan membantu bisnis beralih ke praktik yang lebih ramah lingkungan guna mencapai target emisi nol bersih pada 2050.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil nasional mencapai 998.059 unit. Riset Statista menunjukkan pada 2024 pendapatan di pasar mobil penumpang di Indonesia diproyeksikan mencapai US$16,8 miliar. Pendapatan ini menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2024-2028) sebesar 1,28% sehingga menghasilkan volume pasar yang diproyeksikan mencapai US$17,7 miliar pada 2028.

Transisi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan juga memperlihatkan prospek positif. Pemerintah menargetkan penjualan kendaraan listrik pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik. Pada 2050, produsen otomotif ditargetkan hanya menjual kendaraan listrik.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...