Saham Meroket, CEO Nvidia Jensen Huang Jadi Orang Terkaya ke-21
Kekayaan CEO Nvidia Jensen Huang bertambah US$8,5 miliar (Rp 131,75 triliun) seiring dengan lonjakan harga saham perusahaan yang ia dirikan pada tahun 1993 ini. Huang kini berada di posisi ke-21 dalam jajaran orang terkaya dunia versi Bloomberg dengan total kekayaan US$68,1 miliar (Rp 1.055,55 triliun).
Harga saham Nvidia melonjak 15% pada perdagangan Kamis (22/2) pagi. Kekayaan Huang kini melampaui Charles Koch dan dengan cepat menyalip anggota keluarga Walton, yang memiliki Walmart, yang memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$471 miliar. Daftar orang terkaya dunia ini dipuncaki oleh Elon Musk, Bernard Arnault, dan Jeff Bezos.
Huang telah memimpin Nvidia sejak awal berdirinya. Ia menjabat sebagai salah satu pendiri, CEO, presiden, dan anggota dewan. Dia memiliki sekitar 3% saham perusahaan.
Menurut laporan CNN, pemimpin perusahaan teknologi kelahiran Taiwan ini menempuh pendidikan di Oregon State University dan Stanford University sebelum bekerja di perusahaan cip yang kini menjadi pesaingnya, LSI Logic dan Advanced Micro Devices (AMD).
Ia meluncurkan Nvidia bersama Chris Malachowsky dan Curtis Priem. Malachowsky tetap bekerja di Nvidia, sementara Priem telah meninggalkan perusahaan tersebut pada awal tahun 2000-an.
Nvidia, kini menjadi salah satu perusahaan terbesar di Bursa Amerika Serikat (AS) dengan valuasi kurang dari US$2 triliun. Saham Nvidia memimpin kenaikan, pada Kamis (22/2), setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan yang luar biasa, yang dipicu oleh booming kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Huang mengatakan bahwa AI generatif kini telah mencapai titik kritis. "Permintaan melonjak di seluruh dunia di seluruh perusahaan, industri, dan negara-negara," kata Huang, pada Rabu (21/2), seperti dikutip CNN.
Pernyataannya itu mendorong reli harga saham Nvidia di Wall Street pada hari Kamis dan membalikkan posisi Nvidia pada awal pekan ini yang mencatat hari terburuknya sejak Oktober.
Laba bersih produsen cip ini tumbuh menjadi hampir US$12,3 miliar (Rp 190,65 triliun) dalam tiga bulan yang berakhir pada 28 Januari. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 769% dari tahun ke tahun dan pertumbuhan yang lebih kuat dari yang diperkirakan oleh para analis Wall Street.
Sentimen Positif dari Permintaan terhadap AI
Kinerja Nvidia tersebut mendorong kenaikan laba setahun penuh perusahaan lebih dari 580% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pembuat cip lainnya diuntungkan oleh kabar baik Nvidia. Saham AMD (AMD) ikut naik 11% dan Microsoft (MSFT) naik 2%, pada Kamis (22/2).
Nvidia sangat penting untuk ruang AI yang sedang berkembang. Pembuat cip asal Amerika ini menyumbang sekitar 70% dari penjualan semikonduktor AI di dunia.
Nvidia tidak tertandingi dalam memproduksi prosesor yang menggerakkan sistem kecerdasan buatan, termasuk untuk AI generatif, teknologi baru yang dapat membuat teks, gambar, dan media lainnya.
Menurut Dan Morgan, Wakil Presiden di Synovus Trust Company, pertumbuhan Nvidia disorot dalam pendapatannya, bahkan ketika Meta, Amazon, IBM, dan Microsoft telah mulai memproduksi beberapa cip mereka sendiri.
Penjualan dari bisnis pusat data inti perusahaan tumbuh 409% dari tahun ke tahun hingga mencapai rekor US$18,4 miliar (Rp 285,2 triliun) di kuartal keempat 2023. Hal ini berkat kemitraannya dengan raksasa infrastruktur seperti Google, Amazon, dan Cisco.
Pada 2023, harga saham Nvidia telah melonjak sekitar 230%. Hal ini membuat peran Nvidia sangat penting bagi pasar yang lebih luas. Dalam sebuah risetnya, analis Goldman Sachs bahkan menyebut Nvidia sebagai "saham paling penting di planet bumi."