Analis Sebut Divestasi Vale di Bawah Harga Pasar jadi Sentimen Negatif

Nur Hana Putri Nabila
27 Februari 2024, 12:17
Analis Sebut Divestasi Vale di Bawah Harga Pasar jadi Sentimen Negatif
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) berbincang dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia (kedua kanan), Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri), Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kiri) dan Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso (kanan) seusai penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin (26/2/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kalangan analis berpendapat divestasi 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada holding industri pertambangan BUMN, MIND ID bakal menjadi katalis negatif dalam jangak pendek untuk saham emiten tambang nikel tersebut.

Pasalnya, menurut Analis Stockbit Sekuritas, Anggaraksa Arismunandar harga transaksi pelepasan saham yang disepakati jauh lebih rendah dibandingkan harga pasar. 

MIND ID dan Vale Indonesia menyepakati harga saham divestasi Rp 3.050 per lembarnya, lebih rendah -20,4% dibandingkan dengan harga saham INCO di pasar reguler pada penutupan bursa Senin (26/2) di level Rp 3.830 per saham. 

Setelah transaksi ini, MIND ID akan menjadi pemegang saham terbesar di INCO dengan porsi 34% saham. Apabila menilik kepemilikan Vale Canada Limited dan Sumitomo turun masing-masing menjadi 33,9% dan 11,5%.

“Kami menilai bahwa harga kesepakatan ini tidak terlalu mengejutkan karena sebelumnya sempat mengatakan bahwa divestasi tersebut akan dilakukan dengan harga Rp3.000-an per saham,” kata Anggaraksa dalam analisisnya, Selasa (27/2).

Selain itu, Anggaraksa mencatat bahwa harga divestasi INCO sebesar Rp 3.050 per saham mengindikasikan valuasi Price-to-Book Value (PBV) berada pada tingkat 0,77x. Hal tersebut menunjukkan terjadi penurunan valuasi dibandingkan saat MIND ID mengakuisisi 20% saham INCO pada Juni 2020 dengan harga Rp 2.780 per lembar. Padahal, lanjut Anggaraksa, saat itu itu valuasi PBV menunjukan sebesar 0,97x pada saat transaksi dilakukan.

Seiring dengan hal itu, dia menyebut divestasi tersebut bakal memberikan kepastian soal kelangsungan operasional INCO di Indonesia. Selain itu, divestasi itu menjadi salah satu syarat untuk INCO agar mendapatkan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) pada 2025 atau saat kontrak karya antara INCO dan pemerintah berakhir. 

Dengan demikian, Angga yakin penyelesaian transaksi ini dapat menjadi dorongan positif untuk pergerakan harga saham INCO dalam jangka panjang. Selain itu, harga jual nikel akan terkerek dan adanya keberlanjutan proyek-proyek hilirisasi yang tengah dikembangkan oleh pemerintah.

Pada perdagangan Selasa (27/2) pagi ini pukul 10.50, saham Vale Indonesia menguat 1,57% ke level Rp 3.890 per lembar. Adapun volume perdagangannya 10,19 juta dengan nilai transaksi Rp 39,23 miliar dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 38,65 triliun.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...