Indo Tambangraya Megah Jajaki Rencana Akuisisi Tambang Nikel

Patricia Yashinta Desy Abigail
29 Februari 2024, 18:24
Ilustrasi aktivitas hilirisasi pertambangan nikel
ANTARA FOTO/Jojon/Spt.
Foto udara aktivitas bongkar nikel di kawasan industri milik PT PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara. ITMG tengah menjajaki rencana akuisisi tambang nikel.
Button AI Summarize

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tengah menjajaki peluang untuk mengakuisisi beberapa perusahaan pertambangan, salah satunya adalah nikel.

Direktur ITMG, Yulius Kurniawan, Gozali mengatakan rencana perusahaan untuk mengakuisisi masih dalam tahap uji tuntas atau due diligence. Oleh karena itu, perusahaan belum dapat membuka informasi secara detail seperti nilai akuisisi.

"Ada beberapa (tambang). Di Sulawesi karena banyak sumber. Lalu untuk tembaga di Kalimantan dan Sulawesi, nilai yang diincar (skala) medium to small. Tapi saat ini masih negosiasi," kata Yulius kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/2).

Yulius mengatakan jika perusahaan berhati-hati untuk melakukan akuisisi. Misalnya saja, ITMG akan memeriksa keseluruhan dokumen aset yang akan diakuisisi seperti laporan pajak aset tersebut.

"Kami ingin melihat dokumen-dokumen. Misalnya belum lapor pajak, mereka harus kasih jaminan sebelum asetnya di transfer ke kami," tuturnya. Yulius menjelaskan rencana akuisisi nikel Indo Tambangraya Megah sebab nikel merupakan komoditas yang sangat diincar saat ini.

Adapun, emiten pertambangan batu bara ini mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 500,33 juta, setara Rp 7,82 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.639 per dolar Amerika Serikat sepanjang 2023. Laba ITMG merosot 58,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 1,2 miliar.

Seiring dengan susutnya laba, pendapatan Indo Tambangraya Megah tercatat menurun. Menelisik dari laporan keuangan perusahaan, jumlah pendapatan bersih ITMG senilai US$ 2,37 miliar, atau Rp 37,13 triliun,. Raihan pendapatan terjerembab 34,7% per 2023 menjadi US$ 2,37 miliar, dari sebelim US$ 3,63 miliar. 

Perolehan pendapatan perusahaan berasal dari sokongan penjualan batu bara. Secara rinci pendapatan batu bara dari pihak ketiga US$ 2,25 miliar. Namun, perolehan pendapatan batu bara dari pihak ketiga turun 36,06% pada 2023, dibandingkan periode 2022 US$ 3,52 miliar. Penurunan itu terjadi mengingat harga jual batu bara dan patokan harga batu bara yang merosot.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...