Gelontorkan Rp 4,7 Triliun, Chandra Asri Mulai Bangun Pabrik Soda Api
PT Chandra Asri Pacific Tbk telah mengalokasikan belanja modal senilai US$ 400 juta untuk tahun ini. Sebanyak US$ 300 juta atau setara Rp 4,7 triliun akan digunakan untuk membangun pabrik soda kaustik atau soda api yang dimulai pada paruh kedua 2024.
HR Director and Corporate Secretary Chandra Asri Suryandi mengatakan total investasi pembangunan pabrik soda kaustik tersebut mencapai US$ 1 miliar. Pembangunan pabrik tersebut diperkirakan memakan waktu hingga 30 bulan atau rampung pada sekitar 2027.
"Belanja modal tahun ini kurang lebih US$ 400 juta. US$ 300 juta untuk pembangunan pabrik soda kaustik, US$ 100 juta lagi untuk perawatan pabrik dan kebutuhan lainnya," kata Suryandi di Bandung, Kamis (29/2).
Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Edi Rivai menjelaskan pabrik soda kaustik akan memproduksi soda kaustik sejumlah 400.000 ton per tahun dan Etilena Dikolrida atau EDC hingga 500.000 ton.
Menurutnya, soda kaustik buatan Chandra Asri akan dipasarkan di pasar domestik dan global. Soda kaustik di dalam negeri akan ditujukan untuk industri sabun, deterjen, alumina, kertas, farmasi, keramik, pemurnian aluminium, dan pemurnian nikel.
Edi menjelaskan industri di dalam negeri mengimpor soda kaustik sejumlah 387.000 ton pada 2023. Angka tersebut akan terus tumbuh menjadi 462.000 ton pada 2026,
Adapun, seluruh produksi EDC akan dipasarkan di pasar global. Menurutnya, kebutuhan EDC di Asia Tenggara akan terus meningkat dari proyeksi tahun ini sejumlah 512.000 ton menjadi 550.000 ton pada 2032.
Edi mengatakan pabrik soda kaustik tersebut akan mengolah bahan baku yang akan diproduksi pada pabrik kedua Chandra Asri. Untuk diketahui, pabrik kedua Chandra Asri memiliki kapasitas produksi hingga 4,71 juta ton per tahun dengan investasi US$ 5 miliar.
"Pabrik soda kaustik dan DEC akan memastikan konsumsi etilena dari pabrik kedua Chandra Asri. Jadi, semua produksi etilen tidak ada yang diekspor, tapi diolah lagi dan meningkatkan nilai tambah," ujarnya.
Saat ini kapasitas produksi Chandra Asri adalah 4,23 juta ton. Alhasil, kapasitas produksi emiten industri plastik berkode TPIA ini ditargetkan naik menjadi 5,13 juta ton pada 2027 dan hingga 9,85 juta ton pada 2029.
Chandra Asri juga telah meneken nota kesepahaman dengan PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum untuk menyerap soda kaustik. Seperti diketahui, Inalum bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk untuk membangun smelter alumina yang akan beroperasi pada 2025.
"Salah satu serapan hasil pabrik soda kaustik untuk memasok kebutuhan bahan kimia di industri alumina dan industri nikel," katanya.