Laba Emiten Orang Terkaya ke-2 di Indonesia Bayan Resources Anjlok 43%

Ringkasan
- Markplus, Inc. menggelar The 10th Indonesia WOW Brand di Jakarta, membahas pentingnya brand menciptakan pengalaman dan keterikatan emosional dengan pelanggan. Acara ini juga memberikan penghargaan kepada 300 brand dengan advokasi pelanggan tertinggi berdasarkan survei MarkPlus Insight.
- Survei tersebut menggunakan prinsip *customer path 5A(Aware, Appeal, Ask, Act, Advocate) dan melibatkan responden kelas ekonomi B & C berusia 17-56 tahun. CEO MarkPlus, Inc., Iwan Setiawan, menekankan pentingnya *experienceyang berkesan dan melekat di ingatan konsumen.
- Selain pemaparan materi, acara ini juga menghadirkan sejumlah praktisi profesional dari berbagai perusahaan ternama. Hermawan Kartajaya, Founder dan Chair MCorp, turut hadir dan menekankan pentingnya keseimbangan peran manusia dan teknologi dalam *operational excellence*.

Emiten batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$ 1,23 miliar atau setara Rp 19,52 triliun (kurs Rp 15.761 per dolar AS).
Laba perusahaan orang terkaya nomor dua di Indonesia Low Tuck Kwong itu anjlok 43% dibandingkan dengan laba 2022 yakni sebesar US$ 2,17 miliar atau senilai Rp 34,33 triliun.
Penurunan laba seiring pendapatan BYAN yang juga merosot 23,85% menjadi US$ 3,58 miliar atau setara Rp 56,44 triliun. Padahal pendapatan pada 2022 mencapai US$ 4,70 miliar atau Rp 74,14 triliun.
Secara rinci, pendapatan BYAN di 2023 didominasi oleh pendapatan dari penjualan batu bara pihak ketiga yang mencapai US$ 3,39 miliar. Sementara pendapatan dari pihak berelasi sebesar US$ 181,47 juta. Selain itu, pendapatan non-batu bara dari pihak ketiga tercatat sebesar US$ 9,29 juta.
Meskipun pendapatan BYAN menurun, beban pokok pendapatan justru mengalami peningkatan menjadi US$ 1,91 miliar atau naik 24,20% dari periode tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,54 miliar. Dengan demikian, laba kotor BYAN mengalami penurunan sebesar 47,33% menjadi US$ 1,66 miliar, dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 3,16 miliar.
Pada Desember 2023, BYAN mencatatkan liabilitas sebesar US$ 1,46 miliar atau turun sebesar 24% dari tahun sebelumnya yang tercatat US$ 1,95 miliar. Manajemen mengungkapkan bahwa penurunan liabilitas disebabkan oleh penurunan utang pajak, utang dividen, utang derivatif, dan akrual.
Secara rinci, liabilitas jangka panjang mencapai US$ 126,90 juta, sementara liabilitas jangka pendek US$ 1,33 miliar. Total ekuitas perseroan tercatat sebesar US$ 1,97 miliar, kemudian total aset tercatat sebesar US$ 3,44 miliar pada Desember 2023.
Menilik data perdagangan, Selasa (5/3) pukul 10.45 WIB saham BYAN terpantau turun 0,26% ke posisi Rp 19.400 per dolar AS. Adapun dalam setahun ini saham BYAN mengalami kenaikan 2,37%.