Pertamina Geothermal Beri Sinyal Tebar Dividen Jumbo dari Laba 2023
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) memastikan jika perusahaan akan membagikan dividen kepada pemegang saham dari perolehan laba bersih tahun buku 2023.
Direktur Keuangan Yurizki Rio mengatakan secara aturan yang tertera di prospektus, kewajiban dividen yang diberikan sebesar 50% dari laba bersih. Namun demikian, perusahaan hingga kini belum memutuskan berapa persen dividen yang harus dibayar.
"Namun untuk persetujuan itu sampai level berapa, menunggu persetujuan dari pemegang saham," kata Yurizki kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/3).
Yuriziki menyebut, PGE akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST pada Mei 2024 mendatang. Dalam RUPST tersebut, salah satu yang dibahas adalah mengenai besaran dividen yang akan dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham.
PGEO membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang 2023 yaitu US$ 163,59 juta, setara Rp 2,57 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.719. Laba perusahaan meningkat 28,47% jika dibandingkan periode 2022 yaitu US$ 127,34 juta.
Menelisik dari laporan keuangan perusahaan, raihan pendapatan Pertamina Geothermal Energy meningkat 5,23% menjadi US$ 406,28 juta, atau Rp 6,38 triliun. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, perusahaan memperoleh pendapatan US$ 386,06 juta.
Menurut catatan perusahaan, pendapatan usaha PGEO disokong PT Indonesia Power dengan rincian dari PLTP Kamojang US$ 67,23 juta, Lahendong senilai US$ 3,48 juta, dan Ulubelu sejumlah US$ 2,54 juta.
Selanjutnya raihan yang disokong Perusahaan Listrik Negara atau PLN dengan rincian pendapatan PLTP Ulubelu US$ 11,78 juta, Kamojang yakni US$ 76,89 juta, Lahendong sejumlah US$ 76,3 juta, Lumut Balai senilai US$ 39,31 miliar, dan karaha senilai US$ 8,93 juta.
Maka jika diakumulasikan, perolehan yang berasal dari penjualan operasi PGEO sendiri senilai US$ 366,49 juta. Sementara dari pihak ketiga, perusahaan mendapatkan US$ 19,79 juta.