Siapkan Tugas untuk Penerus, Erick Ajukan PMN Rp 44 Triliun Tahun 2025

Andi M. Arief
20 Maret 2024, 08:22
pmn, bumn, erick thohir
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) menyampaikan paparan didampingi Deputi Bidang Hukum dan Perundang-Undangan Kementerian BUMN Robertus Billitea (kiri) dan Deputi Bidang Keuangan Dan Manajemen Risiko Nawal Nely (kanan) pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri BUMN Erick Thohir mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) pada 16 BUMN senilai Rp 44,24 triliun pada 2025 ke DPR. Angka tersebut naik lebih dari dua kali lipat dari PMN tahun ini yang telah disetujui legislator senilai Rp 13,6 triliun.

Erick beralasan pengajuan tersebut penting agar ada keberlanjutan program dalam pemerintahan selanjutnya. Walaupun naik lebih dari dua kali lipat, target komposisi PMN dan dividen BUMN tidak berubah pada 2025.

"Secara kumulatif, komposisi antara dividen dan PMN masih lebih besar dividennya atau kurang lebih 55:45. Rencana PMN 2025 ini yang ingin kami usulkan ke Komisi VI DPR," kata Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Selasa (19/3).

Selain itu, Erick menilai pengajuan PMN pada 2025 akan membantu penerusnya untuk bekerja. Makanya Erick berencana memperpanjang simulasi suntikan PMN ke beberapa BUMN hingga 2029 saat masih menjabat. Menurutnya, langkah tersebut akan mempermudah pekerjaan penerusnya nanti.

"Jadi, siapapun yang masuk menjadi Menteri BUMN tidak benar-benar kosong dalam menjalankan tugasnya, tapi sudah bisa meneruskan pekerjaan," ujarnya.

Erick menjelaskan mayoritas BUMN yang mendapatkan PMN pada 2025 adalah BUMN karya, yakni PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk, dan Perum Perumnas. Erick mengajukan agar PMN terbesar disalurkan ke Hutama Karya atau mencapai Rp 13,86 triliun.

Erick menjelaskan PMN yang diberikan ke Hutama Karya pada 2025 akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra atau JTTS Fase 2 dan Fase 3. Berdasarkan catatan Katadata.co.id, total investasi yang dibutuhkan untuk kedua fase tersebut lebih dari Rp 200 triliun.

Untuk diketahui, Hutama Karya merancang konstruksi JTTS Fase 2 terdiri dari tiga ruas sepanjang 574 kilometer dengna taksiran nilai investasi senilai Rp 101,12 triliun. Sementara itu, JTTS Fase 3 terdiri dari empat ruas sepanjang 608 kilometer dengan estimasi investasi hingga Rp 117,56 triliun.

Adapun, Erick mengajukan Adhi Karya mendapatkan PMN senilai Rp 2,09 triliun pada 2025. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung konstruksi dua jalan tol, yakni Tol Jogja-Bawen dan Tol Jogja-Solo.

Erick mengajukan PT PP mendapatkan PMN senilai Rp 1,56 triliun untuk mendukung konstruksi Tol Jogja-Bawen dan pembangunan Kawasan Industri Terpadu Subang.

Sementara itu, suntikan PMN pada Wijaya Karya dan Perumnas akan digunakan sebagai perbaikan permodalan dan restrukturisasi. Total PMN yang diharapkan masuk ke kedua BUMN Karya tersebut mencapai Rp 3 triliun.

Selain Wijaya Karya dan Perumnas, Erick memaparkan BUMN lain yang memerlukan PMN untuk perbaikan modal adalah PT Asabri. Erick mengajukan suntikan PMN senilai Rp 3,61 triliun untuk perbaikan permodalan asuransi khusus TNI tersebut.

"Suntikan PMN untuk Asabri ini masih negosiasi dengan Kementerian Keuangan. Permintaan kami sebenarnya perbaikan modal dilakukan dengan top-up secara struktur seperti sebelumnya, bukan PMN," katanya.

Berbeda dengan 2025, PMN tahun ini tidak digunakan untuk perbaikan modal maupun restrukturisasi. Namun Erick menunjukkan ada tiga BUMN yang membutuhkan penguatan modal pada 2024, yakni PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food, dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.

Total PMN yang akan disuntikkan untuk penguatan modal mencapai Rp 5 triliun. Adapun, Bahana PUI menjadi salah satu BUMN dengan suntikan PMN terbesar tahun ini atau hingga Rp 3 triliun.

Selain Bahana PUI, Erick memaparkan PT Pelayaran Nasional Indonesia akan mendapatkan PMN senilai Rp 3 triliun. Menurutnya, PMN tersebut akan digunakan untuk membeli tiga kapal penumpang di rute perintis.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...