Manuver Telkom soal Target Pendapatan 2024 dan Bocoran Dividen Jumbo
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengakui pendapatan perseroan selama lima tahun terakhir ini low single digit atau berjalan stagnan. Berdasarkan data Bloomberg, sejak tahun 2018 Telkom memang mencatatkan pertumbuhan pendapatan di bawah 5%. Namun untuk tahun ini, Telkom berani mengejar target pendapatan di atas 5% atau mid single digit.
Manajemen juga mengusulkan dividen yang diberikan untuk tahun buku 2023 akan lebih besar dari tahun sebelumnya.
“Dividen kami mengusulkan tidak turun dari tahun lalu. Kami tumbuh 18% labanya, jadi kami usulkan bisa berikan dividen lebih baik lagi,” kata VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko dalam acara buka bersama media, di Jakarta, Senin (25/3).
Telkom akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2023 pada 3 Mei 2024 siang. Perusahaan masih mengikuti guideline yang sama seperti tahun sebelumnya, yaitu menjaga dividend payout ratio antara 60% hingga 80%.
VP Investor Relations Telkom Achmad Faisal mengatakan, sejak dua tahun yang lalu Telkom telah merancang strategi 5 bold moves. Dengan strategi ini, perseroan membagi bisnis business to business (B2B) dengan business to customer (B2C). B2B dikelola Telkom dan B2C oleh Telkomsel. Di mana, kalau keduanya bertumbuh maka compound annual growth rate (CAGR) bisa kembali ke mid single digit.
“Dari sisi Telkomsel masih low single digit, dari indihome sudah mid single digit. Ditambah dari andalan B2B, maka kami usahakan untuk mid single digit. Semoga terlaksana di 2024. Karena dari Fixed Mobile Convergence sudah berjalan. Dari capex dan opex efisiensi juga sudah cukup on track,” ucap VP Investor Relations Telkom Achmad Faisal.
Adapun capex tahun ini dikatakannya masih berada di rentang 22%-24% dari pendapatan 2023. Sementara di 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp 33 triliun atau 22,1% dari total pendapatan. Belanja modal ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi, peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G. Serta pembuatan Satelit Merah Putih 2 yang saat ini sudah berada di orbit 113 BT, penggelaran sistem komunikasi kabel laut, serta penyelesaian Hyperscale Data Center Cikarang dan pembangunan Hyperscale Data Center Batam.
Kembali ke pendapatan Telkom yang terbilang stagnan, Andri mengatakan, hal itu salah satunya disebabkan oleh persaingan yang semakin melebar, tidak terbatas pada industri telekomunikasi namun juga ke perusahaan digital yang makin menjamur.
“Di saat kami masih sehat, kami harus bertransformasi, kami tidak boleh terlena. Kami harus jadi pemain digital telko yang selalu berkompetisi dan berinovasi,” ungkapnya.
Kinerja Keuangan
Menilik kinerja, Telkom mencatat kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2023. Perseroan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 149,2 triliun atau tumbuh sebesar 1,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan tercatat sebesar Rp 77,6 triliun dengan EBITDA marjin pada 52,0%. Sementara laba bersih perseroan tumbuh dua digit sebesar 18,3% secara tahunan menjadi Rp 24,6 triliun pada akhir tahun 2023.
Pencapaian positif ini dikontribusi oleh pertumbuhan bisnis Data, Internet & IT Service yang tumbuh 6,5% menjadi Rp 87,4 triliun. Adapun IndiHome dan layanan Interkoneksi juga catat pertumbuhan pendapatan yang cukup memuaskan pada 2,7% dan 7,0%.
“Dengan fokus pada transformasi dan implementasi strategi utama 5 Bold Moves, Alhamdulillah Telkom tetap mampu mencatat kinerja positif baik keuangan maupun operasional. Tentunya hal ini tidak mudah, di tengah tantangan yang ada seperti persaingan bisnis, jangkauan infrastruktur, regulasi, hingga kebutuhan akan partnership dan investasi,” ujar Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah dalam keterangan resmi, Selasa (26/3).
Pada segmen Mobile dan Consumer, Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatatkan kinerja positif mencapai Rp 102,4 triliun. Pencapaian tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan Digital Business hingga 7,6% menjadi Rp 78,5 triliun dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 88,0% dari tahun sebelumnya 81,9%. Telkomsel terus fokus pada peningkatan market share dengan jumlah pelanggan mobile mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,7 juta pada akhir 2023.
Implementasi Fixed Mobile Covergence yang ditandai dengan penggabungan usaha IndiHome ke Telkomsel mulai menunjukkan sinyal positif. Telkomsel kian fokus pada produktivitas market share melalui pendekatan yang berprioritas pada pelanggan dengan mengoptimalkan prinsip Customer Value Management (CVM).
Efisiensi baik dari belanja modal maupun belanja operasional pun mulai dijalankan dan diproyeksikan dapat memperlihatkan hasil yang baik sebagaimana yang direncanakan oleh perseroan. Diharapkan seiring proses dan waktu yang terus berjalan, potensi peningkatan pendapatan dari sinergi keduanya dapat menunjukkan hasil yang baik.
Pada segmen Enterprise, perseroan membukukan pendapatan Rp 18,2 triliun yang dikontribusi dari solusi B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity. Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan.
Segmen Enterprise juga meluncurkan Indibiz yang menyasar UKM dengan berbagai solusi yang tersedia, seperti Indibiz Ruko, Indibiz Finance, Indibiz Education, dan Indibiz Hotel. Selain UKM, Telkom juga fokus menggarap potensi bisnis yang ada di pemerintahan, BUMN, dan korporasi swasta yang dijalankan oleh tujuh Telkom Regional dan unit bisnis.
Selanjutnya, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp16,9 triliun atau tumbuh 9,6% YoY dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital. Hal ini juga tidak lepas dari dukungan Telin selaku anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis telekomunikasi internasional.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel menutup tahun 2023 dengan kinerja cemerlang dan pertumbuhan double digit pada pendapatan, EBITDA, dan laba bersih. Mitratel mencatat pendapatan Rp 8,6 triliun atau tumbuh 11,2% didorong oleh pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 12,7% dan 12,6% dengan marjin keduanya yang semakin baik senilai 80,5% dan 23,4%.