Sahamnya Dilepas Pemerintah Singapura, Ini Target Mitratel di 2024
Pemerintah Singapura kembali melepas 4,65 juta saham emiten menara Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel. Hal itu nampak dari publikasi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengenai laporan investor dengan kepemilikan saham di atas 5% dikutip Selasa (26/3).
Aksi lego saham itu menyebabkan kepemilikan saham Pemerintah Singapura di MTEL menjadi 4,50 miliar lembar atau setara 5,39% pada 21 Maret 2024. Dari sebelumnya sebanyak 4,51 miliar atau 5,4% pada 1 hari sebelumnya. Transaksi tersebut dibantu oleh Citibank.
Selain Pemerintah Singapura, saat ini pemegang saham MTEL di data KSEI nampak Maleo Investasi Indonesia dengan kepemilikan 4,99 miliar atau setara 5,98%. Sementara dalam Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada 29 Februari 2024, pemegang saham MTEL mengalami kenaikan 446 menjadi 26.245 dari bulan sebelumnya 25.799.
Sementara soal target kinerja tahun ini, VP Investor Relations PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk Andi Setiawan menyebut, perseroan masih mengincar pertumbuhan pendapatan dan EBITDA di high single digit. Tahun 2024 menurutnya merupakan tahun yang menantang bagi perusahaan, hal itu mengingat dampak konsolidasi operator seluler yang masih dirasakan.
“Secara makro kita tahu semua bunga masih tinggi sedangkan di sektor padat modal ini suku bunga menjadi aspek penting. Tren di operator seluler yang efisiensi bisnis mereka dan adanya teknologi baru yang berkembang. Dengan semua ini kami berharap mampu tumbuh high single digit. Yang pasti akan lebih besar dari industri di tahun ini,” katanya dalam acara buka bersama media, di Jakarta, Senin (25/3).
Untuk mengejar target tersebut, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) itu menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 5,6 triliun. Dana capex berasal dari kas internal yang antara lain ditujukan untuk penguatan menara fiber optic, dan jaringan.
“Kami akan tambah 4.000 menara di tahun ini dengan 10.000 pengembangan fiber optic,” kata Andi.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel menutup tahun 2023 dengan kinerja cemerlang dan pertumbuhan double digit pada pendapatan, EBITDA, dan laba bersih. Mitratel mencatat pendapatan Rp 8,6 triliun atau tumbuh 11,2% didorong oleh pendapatan sewa menara. Lalu laba tahun berjalan sebesar Rp 2,01 triliun. Laba bersih ini meningkat 12,62% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 1,78 triliun.
Pada tahun 2023, Mitratel juga berhasil menambah 2.596 menara sehingga saat ini memiliki 38.014 menara, dengan membangun menara baru dan mengakuisisi hampir 2.000 menara.
Mitratel juga tercatat menambah jangkauan fiber optic sepanjang 15.880 kilometer (km) selama tahun 2023. Dengan tambahan ini, total panjang fiber optic milik Mitratel mencapai 32.521 km pada akhir tahun 2023 atau tumbuh sebesar 95,4%.