Laba Amman Mineral Anjlok 76,9% Salah Satunya Dipicu Cuaca Ekstrem
PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 252,14 juta, setara Rp 3,99 triliun sepanjang 2023 dengan asumsi kurs Rp 15.849 per dolar Amerika Serikat (AS). Laba tersebut merosot 76,94% dari periode yang sama 2022 sebesar US$ 1,09 miliar.
Raihan penjualan Amman Mineral International sepanjang 2023 juga melemah 28,15% menjadi US$ 2,03 miliar atau Rp 32,22 triliun. Pada kuartal empat 2022 perusahaan mampu mengantongi penjualan sebsar US$ 2,83 miliar.
Presiden Direktur Amman Mineral International Alexander Ramlie mengatakan, perusahan pada 2023 menghadapi berbagai tantangan seperti cuaca buruk, perubahan peraturan yang berdampak negatif, dan peningkatan biaya kepatuhan. Namun demikian, katanya, perusahaan dapat memecahkan rekor hasil pertambangan sepanjang sejarah Batu Hijau.
"Kami melampaui proyeksi produksi tembaga dan emas yang kami sampaikan sebelum IPO, masing-masing sebesar 14% dan 24%. Meskipun kami tidak mencapaii panduan pasca IPO sebesar 7% untuk tembaga dan 8% untuk emas," kata Alexander dalam keterangan resminya, Selasa (27/3).
Alexander juga menjelaskan curah hujan yang memecahkan rekor pada beberapa bulan pertama 2023 menyebabkan tingginya peermukaan air di dasar tambang. Sehingga memaksa perusahaan untuk memprodukssi konsentrat dari bijih stoockpiles selama tujuh bulan pertama di 2023. Bijih tersebut memiliki kadar lebih rendah dibandingkan bijih segar.
"Cuaca ekstrim ini berdampak negatif terhadap laba bersih kami secara signifikan. Selain itu, laba bersih 2023 sangat terpengaruh oleh bea ekspor baru sebesar 10% dan kewajiban bagi hasil 10%. Ini merupakan tahun yang berat," katanya.
Menelisik laporan keuangan AMMN lebih lanjut, perolehan pendapatan ditopang dari penjualan ekspor tembaga US$ 1,14 miliar. Perolehan pendapatan dari penjualan ekspor tembaga sepanjang 2023 turun 28,63% jika dibandingkan dengan peridoe yang sama tahun sebelumnya yakni Rp US$ 1,6 miliar.
Hasil penjualan ekspor emas juga mengalami kontraksi 27,51% menjadi US$ 885,45 juta di 2023. Jika dilihat dari hasil periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan mampu meraih sebesar US$ 1,22 miliar.
Kinerja tahunan Amman di 2023 ini mencatatkan beban pokok penjualan hingga US$ 1,13 miliar, turun 5,02% dari 2022 sebesar US$ 1,91 miliar. Rinciannya beban penambangan, pemrosesan dan operasi sebesar US$ 1,01 miliar. Lalu terdappat penyusutan dan amortisasi senilai US$ 217,38 miliar.
Lalu AMMN juga melaporkan total belanja modal pada 2023 yakni US$ 1.520 juta, naik 118% dibandingkan tahun 2022. Peningkatan ini disebabkan oleh proyek-proyek ekspansi. Rincian penggunaannya yakni sustaining capex sebesar US$ 415 juta dan belanja modal smelter US$ 386 juta. Sementara fasilitas transmisi dan distribusi sebesar US$ 158 juta dan ekspansi pabrik konsentrator sebesar US$ 561 juta.
Jumlah liabilitas Amman International sepanjang 2023 tercatat US$ 4,46 miliar, naik 54,38% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 2,88 miliar. Sementara ekuitas AMMN sampai dengan Desember 2023 senilai US$ 4,63 miliar dibandingkan periode Desember 2022 yaitu US$ 3,6 miliar. Sementara nilai aset AMMN sepanjang 2023 yaitu US$ 9,09 miliar dari sebelumnya yakni US$ 6,49 miliar.