Jokowi Kucurkan PMN Rp 3,55 Triliun ke BPUI untuk Jiwasraya
Buat ringkasan dengan AI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucurkan penambahan penyertaan modal negara (PMN) kepada holding BUMN asuransi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) senilai Rp 3,55 triliun.
Keputusan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 tahun 2024 yang ditetapkan oleh Jokowi pada 28 Maret 2024. Pendanaan tersebut ditujukan untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha BPUI dalam rangka mendukung penguatan industri asuransi Indonesia.
Selain itu, penyertaan modal negara itu dalam rangka memenuhi kebutuhan pendanaan bagi anak perusahaannya, yaitu PT Asuransi Jiwa Indonesia Financial Group (IFG) atau IFG Life dalam menerima polis hasil restrukturisasi dari PT Asuransi Jiwasraya.
Penambahan PMN ini akan diteruskan seluruhnya menjadi peningkatan penyertaan modal BPUI ke dalam modal saham PT Asuransi Jiwa IFG. Langkah ini merupakan bagian dari penyelesaian penyelamatan polis Jiwasraya.
Adapun penambahan PMN senilai Rp 3,55 triliun itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. "Nilai penambahan penyertaan modal negara sebesar Rp 3.556.000.000.000," tulis baleid Pasal 2 PP tersebut, dikutip pada Senin (1/4).
Sebelumnya, Direktur Utama BPUI Hexana Tri Sasongko menjelaskan pemerintah telah meminta perhitungan ulang terkait sisa pendanaan yang diperlukan untuk mengalihkan secara tuntas polis-polis yang telah direstrukturisasi di Jiwasraya. Proses perhitungan ini dilakukan oleh konsultan independen dengan pendampingan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
"Yang menghasilkan perhitungan Rp 8,01 triliun termasuk pajak untuk mengalihkan sisa polis yang masih ada di Jiwasraya," kata Hexana saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR pada Selasa (19/9/2023).
Kebutuhan dana Rp 8,01 triliun itu akan dipenuhi dari sumber PMN cadangan investasi tahun anggaran 2023 sebesar Rp 3 triliun, PMN tahun 2024 senilai Rp 3,56 triliun, dan pengumpulan dana atau fundraising tahun 2023 sejumlah Rp 1,45 triliun.
