Japfa Comfeed Absen Bagi Dividen Tahun ini
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mengumumkan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2023 kepada para pemegang saham.
Kepala Divisi Pengawasan Keuangan Japfa Comfeed, Erwin Djohan mengatakan rapat menyetujui penetapan penggunaan laba dari tahun buku 2023 sebagai dana cadangan sebesar Rp 10 miliar. Tak hanya itu, sisa dari laba JPFA sebanyak Rp 930 miliar akan dicatat sebagai saldo laba ditahan.
"Artinya, kami memutuskan untuk tidak membagikan dividen," kata Erwin dalam RUPST Tahun Buku 2023 di Pullman Jakarta, pada Rabu (3/4).
Erwin mengatakan perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun. Anggaran tersebut untuk memfokuskan bisnis demi menaikan produktivitas produksi di sektor hilir.
“Capex tahun 2021–2023 masih resisten dengan segala rencana dilakukan. Untuk 2024, besarannya akan sama spending Rp 2 triliun mudah-mudahan bisa tercapai,” tambah erwin.
Berdasarkan laporan keuangannya, Japfa Comfeed Indonesia mencatat laba bersih Rp 929,71 miliar sepanjang 2023. Perolehan laba itu terkontraksi 34,52% dari 2022 lalu yang sebesar Rp 1,41 triliun.
Meski demikian, penjualan bersih perseroan naik 4,50% menjadi Rp 51,17 triliun dari sebelumnya Rp 48,97 triliun. Penjualan segmen peternakan komersial menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang sebesar Rp 21,30 triliun dari sebelumnya Rp18,96 triliun. Kemudian, penjualan segmen pakan ternak tercatat Rp 13,81 triliun, segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen berkontribusi Rp 7,95 triliun.
Penjualan produk budi daya perairan sebesar Rp 4,57 triliun. Segmen pembibitan unggas menyumbang sebesar Rp 2,41 triliun, sedangkan perdagangan dan lainnya menyumbang sebesar Rp 2 triliun.Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan tercatat naik 5,75% dari Rp 41,28 triliun menjadi Rp 43,66 triliun.
Selain itu, beban penjualan dan pemasaran naik 15,06% menjadi Rp2,08 triliun dari sebelumnya Rp 1,81 triliun. Serta, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp3,16 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 3,06 triliun.
Per Desember 2023, total nilai aset perseroan tercatat tumbuh sebesar 4,33% menjadi Rp 34,10 triliun dari posisi akhir 2022 yang sebesar Rp 32,69 triliun. Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp19,94 triliun dan ekuitas sebesar Rp 14,16 triliun.