Manulife Lirik Saham Telekomunikasi di Tengah Dinamika Pasar

Nur Hana Putri Nabila
25 April 2024, 16:17
Ilustrasi sektor telekomunikasi
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) di kawasan wisata Gunung Pancar, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/8/2022).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Sektor telekomunikasi di pasar modal Tanah Air disebut memiliki prospek yang menarik ke depannya. Prospek positif tersebut tidak terpengaruh oleh gejolak geopolitik Israel-Iran, pemilihan umum (Pemilu) 2024, dan pernyataan-pernyataan The Fed mengenai arah suku bunga dan tingkat inflasi AS. 

Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma mengatakan ada beberapa catatan mengenai kondisi ekonomi makro yang menopang sentimen positif tersebut. Faktor pertama adalah momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap terjaga. Indeks Keyakinan Konsumen stabil bertengger di atas level 120 sejak Desember 2022.

Tak hanya itu, Samuel mengatakan indeks sektor manufaktur terkini berada di level tertinggi sejak November 2021. Data penjualan retail pun sejak Desember 2023 lalu secara gradual konsisten berbalik arah positif. 

“Pemulihan yang terus berlanjut membuat Bank Indonesia memperkirakan PDB Indonesia dapat tumbuh di kisaran 5,1% di 2024,” kata Samuel dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (25/4). 

Samuel mengatakan meskipun valuasi pasar saham rendah, momentum positif perekonomian memberikan peluang bagi investor yang ingin berinvestasi lebih awal. Ia mengklaim investor dapat memanfaatkan kondisi peralihan dari era suku bunga tinggi ke suku bunga yang lebih akomodatif.

Faktor kedua yang diharapkan dapat menjaga sentimen positif adalah rilis kinerja perusahaan untuk kuartal pertama 2024, termasuk arahan dan pandangan ke depan pasca-Idulfitri. Faktor ketiga adalah normalisasi likuiditas sejalan dengan rencana pelonggaran moneter, serta kebijakan ekonomi dan calon anggota kabinet pemerintahan baru. Hal itu diharapkan dapat memengaruhi arah pertumbuhan ekonomi jangka menengah ke depan.

“Strategi kami di tengah dinamika yang terjadi adalah untuk berfokus pada emiten dan sektor dengan fundamental bottom-up yang baik dan relatif sedikit terpengaruh oleh volatilitas jangka pendek di ekspektasi makro global,” ucap Samuel.

Meskipun ada kekhawatiran akan memburuknya kompetisi di industri telekomunikasi, para emiten dalam sektor tersebut tetap berkomitmen pada profitabilitas sebagai prioritas utama. "Karakteristik defensif dari sektor telekomunikasi juga menjadi nilai tambah di tengah situasi pasar saat ini," kata Samuel.  

Tak hanya sektor telekomunikasi, Manulife Aset Manajemen Indonesia juga optimistis terhadap sektor bahan baku untuk industri energi baru terbarukan. Hal itu karena perusahaan melihat potensi pertumbuhan struktural di sektor tersebut.

“Transisi menuju era dekarbonisasi menguntungkan Indonesia yang berlimpah memiliki komoditas yang diperlukan dalam teknologi energi baru terbarukan,” tuturnya. 

 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...