Laba BTN Naik jadi Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya
PT Bank Tabungan Negara Tbk atau (BBTN) membukukan laba bersih sebanyak Rp 860 miliar pada kuartal I 2024. Perolehan tersebut naik 7,4% dibandingkan dari periode yang sama sebelumnya atau year on year (yoy) dari Rp 801 miliar pada 2023.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan kuartal I 2024, kenaikan laba tersebut didorong dari pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 3,23 triliun pada kuartal I 2024. Angka tersebut naik 3,4% secara tahunan dari Rp 3,12 triliun pada kuartal I/2023.
Tak hanya itu, transaksi fee based income naik menjadi dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1 triliun atau tumbuh 14,8% dari sebelumnya Rp 875 miliar. Sepanjang Januari-Maret 2024, BTN membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp 344,2 triliun, naik dari Rp 299,7 triliun secara tahunan.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan. Tumbuhnya pembiayaan juga ditopang kredit bermargin tinggi (high-yield loans) yang diminati masyarakat.
“Hal ini tidak terlepas dari upaya perseroan menurunkan angka backlog perumahan dan menyediakan rumah yang layak bagi seluruh masyarakat,” ujar Nixon pada Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I 2024 di Jakarta, Kamis (25/4).
Adapun kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. Selama kuartal I/2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp 292,7 triliun atau naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 264,5 triliun.
Dari jumlah tersebut penyaluran KPR Subsidi masih mendominasi mencapai Rp167 triliun. Angka tersebut naik 12,3% pada kuartal I 2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 148,6 triliun. Sedangkan KPR Non-Subsidi naik 11,2% menjadi Rp 98,8 triliun dari Rp 88,8 triliun di kuartal I 2023.
Perseroan mencatat penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross menjadi 3% pada kuartal I 2024 sebesar 3,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio loan-at-risk (LAR) juga tercatat menurun ke level 21,6% dari sebelumnya 24,2%.
“Pada saat yang sama, kami meningkatkan coverage NPL menjadi 152,8% dari sebelumnya 145,9% pada kuartal I/2023,” tutur Nixon.
BTN telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) Rp357,74 triliun, naik 11,9% dari sebelumnya Rp 319,6%. Secara rinci, dana murah tumbuh 7,1% menjadi Rp 178,6 triliun, kemudian deposito tumbuh 17,2% menjadi Rp 179,1 triliun. Komposisi dana murah turun dari kuartal I/2023 sebesar 52,2% menjadi 49,9%.
Seiring dengan hal itu, total aset BTN tumbuh 13,1% yoy menjadi Rp 454,0 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 401,5 triliun. “BTN saat ini terus berbenah dengan melakukan transformasi perusahaan dan telah menunjukkan hasil yang positif,” kata Nixon.