Erajaya Group Dapat Pinjaman Rp 2,1 Triliun dari BCA, untuk Apa Saja?
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) beserta tujuh anak usahanya mendapatkan fasilitas pinjaman dengan total Rp 2,1 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ketujuh anak usaha tersebut adalah PT Data Citra Mandiri (DCM), PT Era Sukses Abadi (ESA), PT Erafone Artha Retailindo (EAR), PT Nusa Abadi Asukses Artha (NASA), PT Prakarsa Prima Sentosa (PPS), PT Multi Media Selular (MMS), dan PT Teletama Atha Mandiri (TAM).
Hubungan DCM, ESA, EAR, NASA, PPS, MMS, dan TAM selaku debitur adalah perusahaan terkendali dengan kepemilikan langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. “Tidak ada hubungan afiliasi antara debitur dan kreditur,” kata Kepala Bidang Hukum dan Sekretaris Perusahaan Erajaya, Amelia Allen dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (6/5).
Secara rinci, nilai fasilitas kredit yang didapatkan ERAA dan anak-anak usahanya, yaitu Time Loan 2 - Perpanjangan dengan plafon kredit sebesar Rp 1 triliun dengan debiturnya adalah ERAA. Kemudian kredit investasi 5 - baru plafon kredit senilai Rp 800 juta dengan debiturnya yakni EAR, DCB, dan NASA. Terakhir Installment Loan 3 - tambahan dengan kredit Rp 300 juta dengan debitur EAR dan DCM.
ERAA mengatakan tujuan dari transaksi ini untuk membiayai keperluan modal kerja para debitur dan tujuan lainnya yang berhubungan dengan transaksi usaha. Tak hanya itu, jangka waktu ketiga fasilitas pinjaman tersebut masing-masing hingga 13 November 2025, tiga tahun tanpa grace period, dan satu tahun sejak penandatanganan addendum perjanjian kredit (PK).
Amelia memastikan penandatanganan perjanjian perpanjangan dan penambahan fasilitas kredit dari BCA tersebut tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, atau kelangsungan usaha dari anak usaha maupun perseroan.
"Namun, hal ini akan menambah kewajiban keuangan anak usaha yang sejalan dengan kinerja perseroan secara grup," tambahnya.
