Selain XL, Berikut Daftar Emiten Telekomunikasi yang Lakukan Merger
Aksi merger atau penyatuhan usaha di perusahaan telekomunikasi semakin semarak. PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Tbk (FREN) misalnya, memperkuat sinyal merger dengan ditandatanganinya nota kesepahaman yang tidak mengikat antara kedua perusahaan untuk merger.
Namun EXCL sebenarnya sudah beberapa kali melakukan penyatuan usaha jika dilihat dari rekam jejak rekamnya. Misalnya saja saat EXCL menarik Axis dan menggelontorkan dan US$ 865 juta pada tahun 2014. Bahkan EXCL sudah mengakuisisi Link Net dan Hipernet.
Tidak hanya XL, beberapa perusahaan telekomunikasi juga meramaikan aksi korporasi serupa seperti PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) dan Tri yang resmi bergabung pada 4 Januari 2022 lalu.
Daftar Aksi Korporasi Penyatuan Usaha hingga Akuisisi Emiten Telekomunikasi :
XL dan Axis Telekom Indonesia
XL dan Axis resmi menjadi satu entitas bisnis pada 8 April 2014. Dengan adanya penggabungan usaha atau merger tersebut, keduanya menjangkau layanan hingga 65 juta pelanggan di Indonesia.
Untuk menggaet Axis, EXCL menggelontorkan dana US$ 865 juta pada 2014. Saat itu, Menteri Kominfo Tifatul Sembiring memberikan persetujuan atas permohonan merger yang dilakukan oleh PT XL Axiata (XL) dengan PT Axis Telekom Indonesia (Axis).
Dalam keterangan resmi XL, proses merger atau akuisisi ini merupakan bagian dari proses konsolidasi yang diperlukan karena secara universal jumlah operator telekomunikasi di berbagai negara tidak terlalu banyak.
Saat itu, pemerintah tidak dalam kapasitas memaksa kepada seluruh operator telekomunikasi melakukan konsolidasi. Namun lebih pada posisi mempertimbangkan usulan dari operator telekomunikasi itu sendiri. Pemerintah hanya memfasilitasi sejauh tidak melanggar peraturan.
“Keputusan Menteri Kominfo ini diambil sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik dari aspek UU, PP maupun Peraturan Menteri. Sama sekali tidak ada tekanan atau lobi dari pihak manapun,” ujar Tifatul Sembiring saat jumpa pers tentang merger XL-Axis di kantor Kementerian Kominfo Jakarta, Rabu (11/12/2013).
PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) dan Tri
Kedua perusahaan telekounikasi ini melakukan merger atau penggabungan usaha pada 4 Januari 2022. ISAT dan PT Hutchison 3 Indonesia ini digabung menjadi Indosat Ooredoo Hutchison.
Managing Director Ooredoo Group Aziz Aluthman Fakhroo menyampaikan, transaksi ini akan mengonsolidasikan perusahaan dengan valuasi mencapai US$ 6 miliar atau setara Rp 85,26 triliun (asumsi kurs Rp 14.210/ US$).
Pendapatan tahunan perusahaan telekomunikasi ini akan mencapai US$3 miliar atau setara Rp 42,6 triliun. "Penggabungan ini bermanfaat bagi semua pemegang saham dan pelanggan, serta lebih mempercepat transformasi digital Indonesia," ujar Aziz dalam keterangan tertulis, Kamis (16/9/2021).
Penggabungan ini memperkuat skala bisnis, kinerja finansial, teknologi, produk, layanan, dan peningkatan jaringan telekomunikasi dan layanan digital. Indosat dan H3I memiliki infrastruktur yang saling melengkapi dan kombinasi dari aset-aset ini juga berpotensi meningkatkan keuntungan dari sisi biaya dan belanja modal.
XL Axiata akuisisi Link Net dan Hipernet
PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengakuisisi 51% saham PT Hipernet Indodata senilai Rp 321,30 miliar. Sekretaris Perusahaan XL Axiata, Ranty Astari Rachman mengatakan, transaksi pengambilalihan tersebut dilaksanakan pada 22 Maret 2022.
Perseroan bersama para pemegang saham PT Hipernet Indodata yakni, Bridgefield Prime Investments Pte. Ltd., Ameisys Global Technologies Pte. Ltd., PT Mitra Indo Asia, dan PT Magna Karya Archipelago telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat.
"Dengan ditandatanganinya perjanjian pembelian saham bersyarat, perseroan akan memiliki 51% saham HI atau 2.805 lembar saham dengan nilai transaksi sekitar Rp. 321.300.000.000," kata Ranty, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Rabu (23/3/2022).
Telkomsel dan Indihome
Perusahaan induk Grup Telkom, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), menandatangani perjanjian pemisahan bersyarat atau Conditional Spin-Off Agreement dengan Telkomsel pada 6 April 2023. Perjanjian ini terkait pemisahan Indihome dari Telkom, untuk kemudian digabungkan dengan Telkomsel.
Dalam pengumuman yang disampaikan VP Investor Relations TLKM Edwin Sebayang di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai segmen usaha Indihome yang akan dipisahkan adalah sebesar Rp 58,24 triliun.
Alasan transaksi pemisahan ini untuk mempertahankan daya saing dan keunggulan perseroan dalam menghadapi persaingan usaha di sektor telekomunikasi. "Perseroan berencana menggabungkan layanan fixed broadband dan mobile broadband ke dalam satu entitas bisnis melalui rencana pemisahan kepada entitas anak perseroan, yakni Telkomsel," kata Edwin, Kamis (6/4/2023).