Ditanya Soal Merger dengan Injourney, Bos Garuda Indonesia: OTW
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyampaikan perkembangan terbaru mengenai rencana penggabungan usaha atau merger dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia alias Injourney, induk holding BUMN di sektor aviasi dan pariwisata.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra memastikan proses penggabungan usaha terus berjalan. Garuda terus melakukan pembicaraan internal dengan maskapai yang dikelola BUMN lainnya seperti Pelita Air, dan Citilink, entitas yang dimiliki perusahaan mengenai rencana merger ini.
"Jadi soal merger masih on going ya, kalau dalam perjalanan otw [on the way] gitu ya kalau Anda tanya otw udah di mana pak? Di tol. Saya kan tidak pernah bohong," kata Irfan dalam konferensi pers RUPST Garuda Indonesia di Tangerang, Rabu (22/5).
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya telah memutuskan proses merger Garuda ke dalam Injourney diharapkan selesai sebelum Oktober. Irfan menambahkan, bentuk merger ini masih dalam tahap diskusi. Tetapi nantinya Garuda, Citilink, dan Pelita Air akan dimiliki oleh InJourney.
"Bagaimana caranya kepemilikannya modelnya caranya seperti apa dan berapa persen apakah ada transaksi dan segala macam itu yang sedang lagi dibicarakan," ungkap Irfan.
Menurutnya, ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum merger terjadi, termasuk masalah hukum, penilaian, ekuitas Garuda yang masih negatif, dan perencanaan ke depan dari pemerintah, Kementerian BUMN, dan InJourney terkait industri penerbangan.
Selain itu, pertimbangan lainnya termasuk sedikitnya jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia dan harga tiket yang beragam. Oleh karena itu, kata Irfan, banyak hal yang perlu didiskusikan lebih lanjut.
Irfan juga mengingatkan bahwa Pelita Air dimiliki langsung oleh Pertamina dan bisnis Pelita Air bukan hanya penerbangan berjadwal, tetapi mencakup berbagai jenis layanan. Dengan demikian, Garuda perlu berdiskusi lebih lanjut karena inisiatif-inisiatif yang dilakukan harus mendapat persetujuan dari Pertamina.