Kinerja Saham Merosot 11%, TBIG Siapkan Rp 800 Miliar untuk Buyback

Ringkasan
- Indonesia merencanakan peningkatan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada tahun 2025, dan ini merupakan sumber pendapatan pajak yang signifikan bagi negara, duduk di posisi kedua setelah pajak penghasilan dalam kontribusi terhadap total penerimaan negara.
- Amerika Serikat, dengan sistem pemerintah federalnya yang kuat, tidak menerapkan PPN dan lebih mengandalkan pajak penjualan yang diatur oleh masing-masing negara bagian dan yurisdiksi lokal, yang menciptakan peraturan dan tarif yang sangat beragam serta menimbulkan tantangan kepatuhan bagi bisnis.
- Menerapkan PPN di Amerika Serikat dihadapkan pada berbagai hambatan yang kompleks, termasuk perbedaan signifikan kebijakan pajak antar negara bagian, dampak potensial terhadap bisnis dan konsumen, serta keperluan investasi besar-besaran di infrastruktur dan teknologi untuk sistem yang baru. Selain itu, kurangnya kemauan politik disebabkan oleh potensi gangguan dan perlawanan menjadi faktor penting lainnya yang menghambat penerapan PPN di AS.

Emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyiapkan dana untuk membeli kembali saham atau buyback sebanyak-banyaknya Rp 800,8 miliar.
Jumlah yang akan dibeli kembali maksimal 1,75% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh yang setara 396,50 juta saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.
Perusahaan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kamis, 30 Mei 2024 mendatang guna memuluskan aksi korporasi ini.
“Jangka waktu pembelian kembali saham paling lama 12 bulan terhitung setelah tanggal RUPS yang menyetujui pembelian kembali saham perseroan.” ungkap manajemen Tower Bersama Infrastructure, dalam pengumuman di keterbukaan informasi bursa, Selasa (28/5).
Manajemen Tower Bersama menyatakan buyback saham ini menggunakan kas internal sebagai sumber pendanaan. Alasan perseroan menggelar buyback tersebut demi menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasuri dalam jangka waktu tidak lebih dari tiga tahun.
Untuk melakukan pembelian kembali saham, perseroan juga telah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia. Aksi korporasi itu sejak dalam periode sejak 31 Mei 2024 sampai dengan 3 Mei 2025 dan/atau tanggal lainnya yang ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
“Harga penawaran buyback akan dilakukan dengan harga yang lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi sebelumnya,” ucapnya.
Dari sisi kinerja, saham TBIG sejak awal tahun ini masih melemah 11,48% pada posisi Rp 1.850 setiap lembarnya dengan niali kapitalisasi pasar Rp 41,92 triliun. Jika menilik sebulan terakhir, saham perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Saratoga ini turun 0,27%.