JSMR Bakal Divestasi 35% Saham Tol Trans Jawa ke Perusahaan Grup Salim
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dikabarkan akan melakukan divestasi saham operator Tol Trans Jawa pada pekan depan. Melansir dari laman Business World, Chairman Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) Manuel V. Pangilinan mengatakan bahwa perusahaan akan menandatangani kesepakatan untuk mengambil alih 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) pada minggu depan.
MPTC adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Salim Grup melalui First Pacific Company Ltd. Selain itu, MPTC juga menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 76,3% di PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
Manuel tidak mengungkapkan berapa nilai total dari transaksi tersebut. Namun, tahun lalu MPTC memperkirakan bahwa kemitraannya dengan GIC Pte. Ltd. akan menghasilkan investasi sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 9,78 triliun untuk mengakuisisi 35% saham JTT. Hingga berita ini ditulis, manajemen Jasa Marga belum merespons kabar divestasi tersebut.
Menurut Arvin Lienardi, Analis Stockbit Sekuritas Indonesia, divestasi 35% saham Tol Trans Jawa berpotensi memberikan sentimen positif bagi JSMR. Ia menyebut dana yang didapat dari penjualan saham ini bisa digunakan oleh perusahaan untuk membeli aset baru atau untuk mengurangi utang perusahaan.
“Dana segar dari divestasi ini dapat digunakan untuk asset recycling atau memperkuat balance sheet perusahaan melalui deleveraging yang dapat menurunkan beban bunga,” tulis Arvin dalam risetnya, dikutip Kamis (27/6).
Target Rampung di Semester Pertama 2024
Sebelumnya, Jasa Marga sempat memberikan sinyal positif akan perkembangan divestasi operator Tol Trans Jawa meski mundur dari target awal realisasi divestasi yang dijadwalkan pada kuartal empat 2023 sampai kuartal pertama 2024.
Sekretaris Perusahaan JSMR Lisye Octaviani sebelumnya menyatakan diskusi dengan investor strategis terkait divestasi terus berjalan. Aksi korporasi ini ditargetkan rampung pada semester pertama 2024.
"Divestasi ini dapat berdampak positif untuk fundamental Jasa Marga, sebab perolehan dana segar dapat digunakan untuk membiayai proyek tol baru tanpa harus menambah porsi utang," kata Arvin Lienardi dalam risetnya.
Jasamarga Transjawa Tol yang berdiri pada 2017 mengoperasikan jaringan jalan tol di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jasa Marga pernah mengutarakan niatnya untuk mencatatkan saham operator Tol Trans Jawa ini di Bursa Efek Indonesia pada 2023. Jasa Marga merupakan operator jalan tol pertama dan terbesar di Indonesia yang saat ini mengelola 35 konsesi jalan tol dengan total panjang jalan 1.809 kilometer.
Di sisi lain, melansir perdagangan BEI pada Kamis (27/6), saham Jasa Marga stagnan di level Rp 4.960 pada pukul 15.35 WIB. Perdagangan Jasa Marga bergerak fluktuatif sejak dibukanya perdagangan dengan level tertingginya di Rp 4.980 per lembar saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 770,20 ribu dengan nilai transaksi Rp 3,82 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 628 kali. Kapitalisasi pasar JSMR mencapai Rp 36 triliun.