Sederet Langkah Efisiensi PTBA Demi Kerek Profitabilitas
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID mendukung langkah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota Grup MIND ID, untuk memperkuat efisiensi di bidang operasi dan produksi, demi mendorong profitabilitas.
Berbagai langkah dijalankan PTBA dalam rangka mempertahankan kinerja positif perusahaan seperti berhasil menjaga realisasi stripping ratio pada tingkat 6,3x dari 7,1x pada periode yang sama tahun 2023, dan memangkas jarak angkut tanah dan batu bara dengan penggunaan conveyor.
PTBA juga mengoptimalkan peran anak usaha di sektor jasa penambangan yaitu PT Satria Bahana Sarana (SBS). Sepanjang Januari-Maret 2024, kontribusi PT SBS mencapai 1,5 juta ton atau 21% dari total produksi atau meningkat 29% secara tahunan.
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf menegaskan, MIND ID terus mendorong anggota Holding melakukan efisiensi operasional bisnis guna memperkuat profitabilitas dalam penciptaan nilai tambah komoditas tambang Indonesia
“MIND ID bersama anggota Holding berkomitmen untuk memperkuat efisiensi di bidang operasi dan produksi sebagai ikhtiar kami agar perusahaan berjalan efektif sehingga dapat menciptakan nilai tambah lebih yang berkelanjutan,” ujar Heri melalui siaran pers, dikutip Senin (1/7).
Heri menilai, tidak hanya memperkuat profitabilitas, efisiensi diharapkan membuat perusahaan lebih lincah dalam menghadapi berbagai tantangan dunia pertambangan ke depan.
Karenanya, dalam beberapa tahun terakhir, Grup MIND ID terus meningkatkan strategi efisiensi dalam operasional bisnis melalui berbagai inovasi maupun adopsi teknologi digital.
“Komitmen jangka panjang kami untuk tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional melalui inovasi teknologi, tetapi juga memastikan perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal sesuai target sehingga berkontribusi maksimal dalam perekonomian Indonesia,” kata Heri.
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra mengatakan, PTBA juga memiliki program Eco Mechanised Mining atau mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik.
Program ini membuat perusahaan mampu berhemat dalam penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel serta mereduksi emisi.
Selain itu, ada juga program e-Mining Reporting System yaitu sistem pelaporan secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.
Berkat berbagai upaya tersebut, biaya tunai (cash cost) PTBA pada triwulan I 2024 turun sebesar 10% menjadi Rp 867.000 per ton dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 965.000 per ton.
“Perusahaan fokus dalam menjalankan praktik penambangan berkelanjutan, sesuai dengan visi perusahaan yaitu perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Kami optimistis dapat menjaga kinerja baik dan sejalan dengan target hingga akhir tahun 2024,” kata Niko.