Volkswagen Berencana Tutup Pabrik di Brussel, Harga Sahamnya Anjlok

Hari Widowati
11 Juli 2024, 11:04
Ilustrasi Volkswagen
ANTARA FOTO/REUTERS/Matthias Rietsche/aww/sad.
Seorang teknisi mengerjakan model Volkswagen ID.4 di jalur produksi untuk model mobil listrik Grup Volkswagen di Zwickau, Jerman, Selasa (26/4/2022).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Harga saham Volkswagen (VW) merosot setelah perusahaan mengumumkan bahwa mereka menurunkan proyeksi laba dan mempertimbangkan penutupan pabrik Audi di Brussels. Melemahnya permintaan kendaraan listrik di Eropa dan persaingan ketat dengan produk otomotif Cina menjadi salah satu alasan di balik keputusan Volkswagen tersebut.

Harga saham Volkswagen turun 0,7% ke level 111,67 euro (Rp 1,96 juta) atau sudah turun 6% sejak awal tahun ini, pada Rabu (10/7).

Perusahaan menurunkan perkiraan pertumbuhan laba atas penjualan tahun ini menjadi 6,5% sampai 7%, dari sebelumnya 7% sampai 7,5%. VW juga mempertimbangkan restrukturisasi atau kemungkinan penutupan pabrik Audi di Brussel, yang mempekerjakan 3.000 orang. Pertimbangan ini berdasarkan melemahnya permintaan untuk lini kendaraan listrik Audi Q8 e-tron, yang diluncurkan pada tahun 2019.

Para produsen otomotif berjuang menghadapi permintaan kendaraan listrik yang melemah. Merek-merek Eropa menghadapi tantangan yang semakin besar dari produk-produk asal Cina yang mendapatkan subsidi dari pemerintah sehingga bisa memberikan diskon besar-besaran.

Awal bulan ini, Uni Eropa mulai menerapkan tarif bea masuk sementara untuk kendaraan listrik yang diimpor dari Cina. Penutupan pabrik di Brussel akan menandai penutupan pabrik pertama Volkswagen dalam hampir empat dekade terakhir. VW sebelumnya pernah menutup pabrik di Westmoreland County, Pennsylvania pada tahun 1988.

Volkswagen menyebutkan, biaya penutupan pabrik di Brussel berpotensi menyebabkan kerugian hingga 2,6 miliar euro (Rp 46,08 triliun) pada laba operasional perusahaan pada tahun fiskal 2024.

Audi adalah Masalah Terbesar bagi Volkswagen

Analis Deutsche Bank menyebut potensi penutupan pabrik Brussels sebagai "langkah besar ke arah yang benar," mengantisipasi biaya terkait tidak akan relevan dengan posisi kas dalam jangka pendek. Sementara itu, analis di broker Stifel menyebut Audi sebagai masalah terbesar Volkswagen dan kekhawatiran terbesar bagi investor berdasarkan divisi.

"Masalah yang lebih besar adalah keterlambatan yang parah dalam model-model baru dalam beberapa tahun terakhir, Audi telah tertinggal di belakang Mercedes dan BMW. Kami menghitung usia rata-rata portofolio Audi sekarang adalah enam tahun (BMW: tiga tahun, Mercedes 3,6 tahun)," kata analis Deutsche Bank dan Stifel, seperti dikutip CNBC.

Volkswagen juga mengalami kemerosotan dalam hal pengiriman secara keseluruhan. Menurut bursa Frankfurt, Grup Volkswagen mengirimkan 2.243.700 kendaraan di seluruh dunia selama periode April-Juni. Angka ini menunjukkan penurunan 3,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kinerja Audi membebani hasil tersebut, turun 11,3% dari tahun ke tahun selama tiga bulan.

Penjualan produk Volkswagen ke Cina turun 19,3% pada kuartal kedua. Akan tetapi, penjualan VW di Eropa Barat masih naik 5,1% sedangkan di Amerika Utara naik lebih tinggi, yakni 10,8%.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...