Malaysia Gencar Bangun Pusat Data, Telkom: Persaingan Bakal Makin Ketat

Patricia Yashinta Desy Abigail
19 Agustus 2024, 18:15
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan kembali menggelar NeutraDC Summit 2024 di Bali pada 26 Agustus 2024. Konferensi ini mengangkat tema \"The Other Side of AI\" untuk memberikan wawasan mengenai pemanfaatan AI yang berkelanjutan.
Katadata/Patricia Yashinta Abigail
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan kembali menggelar NeutraDC Summit 2024 di Bali pada 26 Agustus 2024. Konferensi ini mengangkat tema \"The Other Side of AI\" untuk memberikan wawasan mengenai pemanfaatan AI yang berkelanjutan.
Button AI Summarize

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menilai rencana Malaysia membangun pusat data atau data center dengan total kapasitas 1.600 megawatt (MW) akan membuat persaingan di bisnis ini semakin ketat. Salah satunya dalam hal harga sewa yang ditetapkan kepada para tenant.   

Direktur Utama Telkom Data Ekosistem Andreuw Th.A.F mengatakan Malaysia berusaha untuk merebut pasar data center Asia Tenggara yang saat ini dikuasai oleh Singapura. Sebagaimana diketahui, ekspansi data center Singapura saat ini terkendala oleh keterbatasan lahan.   

Padahal, demand atau permintaan terhadap data center di Singapura sangat besar. Alhasil, permintaan meluap ke daerah-daerah sekitar negara tersebut, antara lain ke Malaysia. 

''Memang pemerintah Malaysia memberikan kemudahan-kemudahan dan insentif karena mereka agresif sekali,'' kata  Andreuw kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/8). 

Ia mengatakan, Telkom juga mengkaji dampak dari pembangunan besar-besaran pusat data di Malaysia. Pertama, dari sisi kapasitas data center, Malaysia bakal memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan kapasitas data center di Indonesia. Hal ini membentuk suatu persaingan.  

''Yang berikutnya, pasti akan ada masalah di harga (sewa data center). Kami sudah siapkan beberapa strategi,'' tuturnya.

Walau demikian ia menilai pembangunan sebuah pusat data harus terencana dengan baik dan terstruktur. Selain itu, perlu dipastikan apakah kemudahan yang difasilitasi oleh pemerintah dan lainnya mempertimbangkan aspek keberlanjutan. 

Rencana Pembangunan Data Center di Malaysia

Sebagai informasi, Malaysia menargetkan pembangunan pusat data alias data center dengan total kapasitas 1.600 megawatt (MW) dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Jumlahnya 5,3 kali lipat dibandingkan kapasitas data center di Indonesia yang diperkirakan 300 MW saat ini dan akan bertambah menjadi 1.000 MW dalam empat tahun berikutnya.

Perusahaan global Vantage Data Centers mengumumkan telah memulai pembangunan data center kampus Cyberjaya kedua di Malaysia pada Selasa (6/8).

Pusat data ini terletak di lahan seluas 35 hektare, yang berdekatan dengan kampus Vantage yang sudah ada yakni KUL 1. Data center kedua atau KUL2 itu akan menyediakan kapasitas teknologi informasi 256 MW untuk mendukung adopsi komputasi awan alias cloud dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

“Malaysia melakukan signing agreement membangun satu data center 256 MW. Saya kaget karena Indonesia, secara satu negara, yang available sekarang mungkin 200 atau 300 MW,'' kata Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir dalam acara Katadata Sustainable Actions for the Future Economy (SAFE) 2024, Kamis (8/8). 

Ia prihatin dengan masifnya pembangunan data center di Malaysia ketimbang Indonesia yang diperkirakan hanya 1.000 MW dalam empat tahun ke depan. Padahal, pusat data sangat krusial dalam perlombaan global untuk memajukan teknologi AI.


Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...