Bos BSI Sebut Bakal Laporkan Kinerja Semester I di Awal September
ANTARA FOTO/Khalis Surry/Spt.
Membuat ringkasan dengan AI
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI Hery Gunadhi mengatakan akan melaporkan kinerja keuangan untuk semester pertama 2024 pada awal September 2024. Hal ini disampaikan Hery seiring dengan adanya keterlambatan penyampaian laporan kinerja keuangan bank pelat merah.
"Memang kita sedang persiapkan review lapkeu tengah tahun," kata Hery kepada wartawan di Jakarta Selasa (20/8). Namun, demikian Hery tidak menyebut tanggal pastinya mengenai penyampaian kinerja Bank Syariah Indonesia. Hery menyebut penelaahan laporan keuangan yang dilakukan BRIS merupakan salah satu hal yang positif sebelum perusahaan mengumumkannya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah bank Badan Usaha Milik Negara atau BUMN telah melaporkan kinerjanya untuk semester pertama 2024. Namun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) belum mengumumkan kinerjanya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan bahwa perusahaannya akan menyampaikan laporan keuangan tersebut pada 22 Agustus 2024. "Tunggu saja, ya,” kata Novita ketika ditemui di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (15/8) malam.
Pada kuartal I 2024, BSI membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,7 triliun. Laba holding bank syariah BUMN ini meningkat 17,06% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,45 triliun.
Melansir ringkasan laporan keuangan yang dipublikasikan di salah satu surat kabar nasional, BSI mencatatkan pendapatan setelah distribusi bagi hasil Rp 4,38 triliun. Nilainya meningkat 2,01% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 4,29 triliun.
Pada pos pendapatan dari penyaluran dana, BRIS membukukan Rp 6,3 triliun per kuartal satu 2024. Angkanya naik 12,25% dari sebelumnya Rp 5,61 triliun. Pendapatan dari penyaluran dana terbanyak berasal dari pendapatan piutang sebesar Rp 3,53 triliun. Lalu untuk pos pendapatan dari bagi hasil senilai Rp 1,82 triliun.
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Hari Widowati