Monetisasi Lahan KIK JIIPE, AKR Corporindo Target Pendapatan Rp 20 Triliun

Hari Widowati
31 Agustus 2024, 06:10
AKR Corporindo
Screenshot Zoom IDX
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menargetkan pendapatan Rp 18 triliun hingga Rp 20 triliun dari monetisasi lahan di Kawasan Industri Khusus (KIK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
Button AI Summarize

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menargetkan pendapatan Rp 18 triliun hingga Rp 20 triliun dari monetisasi lahan di Kawasan Industri Khusus (KIK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.

Direktur dan Corporate Secretary AKRA Suresh Vembu mengatakan perusahaan menargetkan penjualan lahan di kawasan industri 100-115 hektare (ha) tahun ini. Perusahaan juga masih memiliki landbank lebih dari 700 ha.

"Saat ini kami sedang memonetisasi inventory tanah yang dijual ke industri dan memiliki potensi indikatif sekitar Rp 18-20 triliun dalam revenue level di tujuh hingga delapan tahun ke depan," kata Suresh dalam Public Expose Live 2024, di Jakarta, Jumat (30/8).

Menurutnya, pada kuartal III ini akan masuk tenant baru perusahaan kimia asal Cina. Selain itu, masih ada beberapa prospek calon tenant yang masih dalam proses negosiasi.

Perusahaan juga memonetisasi utilitas jaringan listrik, air, dan gas di kawasan industri JIIPE. Selain itu, pendapatan perseroan juga ditambah dari hasil pengoperasian pelabuhan dengan kapasitas 10 juta ton kargo curah per tahun, dengan luas 400 ha.

Ekosistem Industri Tembaga

Tahun ini, smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia di KIK JIIPE telah diresmikan. Smelter ini akan menghasilkan tembaga 650.000 ton, emas sekitar 60 ton, dan perak 220 ton per tahun.

"Smelter tembaga ini akan menghasilkan pendapatan sewa bagi JIIPE selama 80 tahun," ujar Suresh.

Suresh optimistis dengan beroperasinya smelter tembaga terbesar di dunia milik Freeport di JIIPE, ekosistem industri berbasis tembaga dan turunannya akan berkembang di KIK tersebut.

Pada semester I 2024, AKRA mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1 triliun atau hampir sama seperti laba bersih 2023. Sementara itu, pendapatan dari segmen kawasan industri tumbuh 9,7% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp 673 miliar.

Pendapatan dari segmen ini didorong oleh penjualan lahan dan pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) dari utilitas sebesar 91,8% yoy menjadi Rp 75 miliar. Kontribusi segmen kawasan industri terhadap laba bruto konsolidasi AKRA mencapai 22% atau sebesar Rp 353 miliar, naik 8,9% yoy.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...