Sritex Masih Punya Utang ke BNI Rp 375 Miliar
Raksasa tekstil yang terancam pailit, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex, masih memiliki utang kepada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar US$23,81 juta atau sekitar Rp 375,94 miliar. BNI kini menjadi satu-satunya bank pelat merah yang berada dalam daftar kreditur Sritex.
Berdasarkan laporan keuangan, Sritex memiliki liabilitas senilai US$1,6 miliar atau setara Rp 25,17 triliun per 31 Maret 2024. Liabilitas ini termasuk utang kepada bank dan pihak ketiga.
Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo mengatakan BNI memiliki pencadangan yang cukup sehingga risiko kredit Sritex terhadap laba perseroan diperkirakan akan terbatas. Selain itu, BNI akan terus memantau perkembangan kasus kepailitan Sritex dan berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Keuangan.
"BNI menghormati proses yang masih berjalan terkait pernyataan pailit Sri Rejeki Isman (Sritex) oleh Pengadilan Niaga Semarang yang dilanjutkan oleh pengajuan kasasi oleh Sritex," tulis Okki Rushartomo dalam keterangan resminya, Selasa (29/10).
Okki mengatakan sejauh ini BNI terbukti berhasil menjaga kualitas aset lebih baik dengan rasio loan at risk yang turun dari 14,4% menjadi 11,8% pada periode sembilan bulan hingga September 2024. Rasio non performing loan (NPL) BNI juga turun menjadi 2% dari 2,3% per September 2024.
Menelisik laporan kinerja terakhirnya yaitu pada kuartal pertama 2024, SRIL memiliki deretan utang jangka panjang dengan total US$ 848,25 juta atau setara Rp 13,27 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan Sritex memiliki utang Rp 14,64 triliun kepada 28 bank dan tiga perusahaan pembiayaan (multifinance) per September 2024. Secara rinci, utang Sritex ke perbankan sebesar Rp 14,42 triliun atau 98,5% sedangkan utang kepada multifinance Rp 220 miliar.
Sejauh ini, OJK menyebut kondisi pencadangan perbankan dan lembaga pembiayaan atas kredit Sritex masih aman. "Bank sebagai lembaga yang memberikan pembiayaan pasti sudah mempertimbangkan berbagai aspek keamanan kredit, termasuk kemampuan Sritex untuk membayar," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, di Jakarta, Jumat (1/11).
Berikut daftar utang bank jangka pendek dan panjang SRIL periode Maret 2024:
Utang Bank Jangka Pendek :
PT Bank Central Asia Tbk : US$ 7.771.445
Utang Bank Jangka Panjang
- PT Bank Central Asia Tbk : US$ 71.980.594
- State Bank of India, Singapore Branch : US$ 43.887.212
- PT Bank QNB Indonesia Tbk : US$ 36.939.772
- Citibank N.A., Indonesia : US$ 35.826.893
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk : US$ 34.462.294
- PT Bank Mizuho Indonesia : US$ 33.709.712
- PT Bank Muamalat Indonesia : US$ 26.362.584
- PT Bank CIMB Niaga Tbk : US$ 25.936.026
- PT Bank Maybank Indonesia Tbk : US$ 25.267.056
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah : US$ 25.070.076
- PT Bank Negara Indonesia Tbk : US$ 23.807.159
- MUFG Bank, Ltd. : US$ 23.777.834
- Bank of China (Hong Kong) Limited : US$ 22.555.939
- PT Bank KEB Hana Indonesia : US$ 22.303.353
- Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd : US$ 20.000.000
- Woori Bank Singapore Branch : US$19.870.626
- Standard Chartered Bank : US$ 19.570.364
- PT Bank DBS Indonesia : US$ 18.238.794
- PT Bank Permata Tbk : US$ 17.306.559
- PT Bank China Construction Indonesia Tbk : US$ 14.912.809
- PT Bank DKI : US$ 9.457.652
- Bank Emirates NBD : US$ 9.014.852
- ICICI Bank Ltd., Singapore Branch : US$ 6.969.549
- PT Bank CTBC Indonesia : US$ 6.950.110
- Deutsche Bank AG : US$ 6.821.059
- PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk : US$ 4.970.936
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk : US$ 4.681.492
- PT Bank SBI Indonesia : US$ 4.380.982