Analis: Pergantian Nama Adaro (ADRO) Mencerminkan Perubahan Arah Bisnis
Mirae Asset Sekuritas Indonesia merespons perubahan nama perusahaan emiten batu bara milik konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), menjadi PT AlamTri Resources Indonesia Tbk. Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menjelaskan perubahan nama perusahaan biasanya mencerminkan perubahan arah bisnis di masa depan.
Apabila sebelumnya Adaro lebih fokus pada pengembangan energi berbasis tambang, kata Nafan, kini pergeseran tersebut menandakan langkah strategis perusahaan menuju pengembangan energi terbarukan.
“Ini kan juga dalam rangka untuk mewujudkan green economy ya,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Senin (18/11).
Nafan mengatakan langkah Adaro Energy merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mendiversifikasi bisnis sekaligus meningkatkan keberlanjutan perusahaan. Dengan penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), kinerja perusahaan diharapkan semakin optimal, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. Langkah ini juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5%.
RUPS Adaro Sepakati Perubahan Nama
Perubahan nama Adaro telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Senin (18/11) di Jakarta.
Berdasarkan hasil RUPS, manajemen perusahaan mengatakan perubahan nama tersebut merupakan salah satu langkah Adaro Energy untuk memperkenalkan identitas baru yang lebih mencerminkan nilai dan visi jangka panjang. Perseroan berkomitmen sepenuhnya untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
“Termasuk upaya mencapai net-zero emissions pada 2060 atau lebih awal dengan melalui berbagai langkah,” tulis manajemen dalam keterangan resminya usai RUPSLB, Senin (18/11).
Perseroan akan menjadi entitas induk dengan fokus pada bisnis hilirisasi mineral, setelah pemisahan pilar bisnis pertambangan batu bara termal dan beberapa bisnis pendukungnya melalui pelaksanaan penawaran umum perdana saham (PUPS). Perusahaan juga akan fokus ke dalam segmen energi terbarukan yang akan mendukung transisi energi dan ekonomi hijau Indonesia.
Tambah Dividen
Selain pergantian nama perusahaan, RUPS PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyetujui tambahan dividen tunai US$ 2,62 miliar atau setara Rp 41,68 triliun, dengan asumsi kurs Rp 15.849 per dolar Amerika Serikat. Namun, RUPST Adaro belum memastikan berapa total nilai dividen yang akan dibayarkan emiten tersebut.
Emiten milik konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir itu membukukan saldo laba US$ 5,22 miliar atau Rp 82,74 triliun per 31 Desember 2023. Perusahaan juga mencatat saldo laba belum dicadangkan per 31 Desember 2023 sebesar US$ 5,15 miliar (Rp 81,62 triliun). Sementara itu, sisa saldo laba belum dicadangkan untuk tahun buku 2023 senilai US$ 4,75 miliar (Rp 75,28 triliun).
Apabila melihat historis pembagiannya, angka dividen kali ini 6,5 kali lebih besar dibandingkan dengan yang dibagikan Mei 2024 lalu. Adapun pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada (15/5), ADRO menebar dividen US$ 400 juta atau Rp 6,34 triliun dan telah dibayarkan pada 5 Juni 2024.