Perusahaan Grup Djarum Jadi Pengendali Remala Abadi

Ringkasan
- Demonstrasi dosen di bawah Kemendiktisaintek dipicu oleh perbedaan penerimaan tunjangan, yaitu tukin dan tunjangan profesi. Dosen merasa kurang adil karena tunjangan profesi lebih kecil daripada tukin yang diterima pejabat struktural.
- Pemerintah menerbitkan Perpres baru yang memungkinkan dosen ASN menerima tukin sesuai jabatan dan kinerja, sebagai upaya meningkatkan kinerja dan keadilan. Tunjangan profesi tetap diterima dan ditambah selisih tukin dengan besaran yang disesuaikan.
- Sebelumnya, sejak 2013, dosen di Kemendiktisaintek hanya menerima tunjangan profesi, bukan tukin, berbeda dengan aparat non-dosen yang menerima tukin. Kebijakan ini diatur oleh menteri terkait saat itu.

PT Iforte Solusi Infotek, perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Djarum, menjadi pemegang saham pengendali baru PT Remala Abadi Tbk (DATA). Perubahan ini terjadi setelah pemegang saham pengendali DATA, yakni Verah Wahyudi Singgih Wong dan Jimmi Anka sepakat untuk menjual sekitar 40% kepemilikan sahamnya kepada Iforte.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam perjanjian pengikatan jual beli yang diteken pada 23 Desember 2024. Perjanjian ini akan menjadi acuan keduabelah pihak (penjual dan pembeli) atas transaksi 'Rencana Pengambilalihan' sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No 9/2018.
Manajemen Remala Abadi berharap aksi korporasi ini akan mendukung dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnis di masa mendatang. Dengan demikian, perseroan bisa mencapai pertumbuhan positif dalam jangka panjang dan memberikan nilai optimal bagi seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan.
“Dengan masuknya Iforte sebagai investor strategis, kami sebagai manajemen DATA semakin percaya diri untuk memberikan layanan broadband kepada lebih banyak masyarakat di Indonesia," kata Richard Kartawijaya, Direktur Utama Remala Abadi, dalam keterangan resmi, Senin (20/1).
Pasca aksi korporasi ini, DATA akan semakin agresif menggelar jaringan internet pita lebar (broadband) yang diharapkan akan berdampak positif kepada kinerja keuangan baik itu perusahaan maupun Iforte.
Bagi Iforte, akuisisi ini bertujuan untuk memperkuat posisi bisnis secara grup di bidang digital infrastruktur telekomunikasi. Anak usaha PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) yang merupakan entitas dari PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) itu merupakan penyedia menara independen terbesar di Indonesia.
Iforte memiliki lebih dari 30.000 menara dan hampir 55.000 penyewa. Hingga akhir 2022, Iforte membangun dan mengoperasikan jaringan kabel serat optik sepanjang lebih dari 155.000 km yang menghubungkan sekitar 20.000 tower dengan jaringan kabel serat optik. Iforte juga memiliki lebih dari 6.000 titik VSAT dan melayani lebih dari 3.000 pelanggan korporasi.
Sementara itu, Remala Abadi adalah perusahaan penyedia layanan internet dengan cakupan layanan internet broadband, local link, dan layanan managed services. Remala Abadi juga menyediakan konektivitas atau instalasi fiber optik untuk korporasi dan multimedia.