Bank Mandiri (BMRI) Siapkan Buyback Saham Rp1,17 Triliun, Ini Jadwal Pelaksanaan

Ringkasan
- Tencent Cloud akan membangun pusat data ketiga di Indonesia dengan investasi US$ 500 juta. Lokasi pusat data dirahasiakan karena alasan privasi dan keamanan.
- Pertumbuhan ekonomi digital dan melek teknologi Indonesia menjadi alasan Tencent Cloud berinvestasi. Pusat data baru akan menjadi bagian dari jaringan global Tencent yang menjangkau 21 wilayah.
- Tencent Cloud berkolaborasi dengan perusahaan teknologi Indonesia untuk mendukung pengembangan ekosistem digital lokal dan ekspansi bisnis global.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI mengumumkan rencana pembelian Kembali atau buyback saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Rencana Buyback itu telah disampaikan secara resmi pada BEI.
Merujuk keterbukaan informasi yang disampaikan, perusahaan menganggarkan dana Rp 1,17 triliun. Adapun buyback akan dilakukan melalui bursa efek maupun di luar bursa efek baik secara bertahap dan sekaligus.
"Diselesaikan paling lambat 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) yang menyetujui Buyback," ujar BMRI dalam keterbukaan yang dikutip Jumat (14/2).
Lebih jauh perseroan menjelaskan, pelaksanaan buyback akan memperhatikan kondisi likuiditas dan permodalan Perseroan. "Perseroan tidak melakukan Buyback jika akan mengakibatkan berkurangnya jumlah saham pada suatu tingkat tertentu yang dapat mengurangi secara signifikan likuiditas saham di Bursa Efek," ujar manajemen.
Jadwal dan Target Pelaksanaan Buyback
Sesuai rapat internal, pelaksanaan buyback baru akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat umum Pemegang Saham. Perusahaan menjadwalkan RUPS akan digelar pada 25 Maret 2025 dan perkiraan jadwal buyback adalah pada 26 Maret 2025 hingga 25 Maret 2026.
Melalui buyback ini, BMRI berharap dapat memperkuat keyakinan terhadap nilai jangka panjang dan prospek yang dimiliki Perseroan. Manajemen menjelaskan, langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan antara kondisi pasar dan fundamental Perseroan, serta menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan.
Bank Mandiri berencana mengalihkan saham hasil buyback untuk pelaksanaan program kepemilikan saham bagi pegawai. Hal ini dilakukan untuk mendorong interaksi untuk keberlanjutan peningkatan kinerja Perseroan dalam jangka panjang.
Perseroan memperkirakan setelah pelaksanaan buyback performa laba bersih akan tidak akan terlalu berdampak pada kinerja keuangan perseroan. Adapun pada 2024 Bank Mandiri mencatatkan laba bersih senilai Rp 55,78 triliun dengan laba bersih per saham Rp 597,68. Dengan pelaksanaan buyback maka laba bersih per saham akan menjadi Rp 599,13.