Emiten Prajogo BREN Masuk Radar Indeks MSCI Mei, Presdir Ungkap Strategi Bisnis

Nur Hana Putri Nabila
20 Februari 2025, 07:13
Presiden Direktur Barito Renewables Energy Hendra Soetjipto Tan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (19/2)
Katadata/ Nur Hana Nabila Putri
Presiden Direktur Barito Renewables Energy Hendra Soetjipto Tan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (19/2)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten milik orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menguraikan fokus perusahaan kini usai tak masuk dalam Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Standard Februari. Meski gagal masuk indeks Februari, MSCI mengumumkan tengah mempertimbangkan dan menerima sejumlah masukan terhadap saham BREN untuk indeks selanjutnya yang akan berlaku Mei mendatang.  

Presiden Direktur Barito Renewables Energy, Hendra Soetjipto Tan, menyatakan bahwa strategi utama BREN saat ini berfokus pada operasional yang andal. Perusahaan juga mengoptimalkan agar terjadi kenaikan kapasitas, serta meningkatkan profitabilitas. 

Menurut Hendra, hal yang terpenting saat ini adalah terus mendorong kenaikan profit dalam kinerja perusahaan, dan menjaga neraca keuangan tetap sehat. Selain itu BREN berupaya memastikan operasional berjalan dengan baik.

“Kami juga fokus mendukung energy consumption di Indonesia,” kata Hendra ketika ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (19/2). 

Sebelumnya Morgan Stanley Capital International atau MSCI merilis daftar terbaru saham-saham penghuni MSCI Global Standard dan MSCI Global Small Cap. Untuk Februari 2025, MSCI mengumumkan hasil tinjauan indeks yang mencakup perubahan dalam berbagai indeks ekuitas, termasuk MSCI Global Standard dan MSCI Global Small Cap. 

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dua saham Indonesia yang tadinya jadi penghuni indeks MSCI Global Standard, kini masuk ke dalam MSCI Small Cap Index dan akan berlaku efektif mulai 3 Maret 2025. Sementera itu saham PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), hingga PT Petrosea Tbk (PTRO) yang digadang-gadang masuk ke dalam indeks batal terwujud. 

Meski begitu, dalam pengumuman terbaru, MSCI menyatakan akan menerima masukan dari pelaku pasar dan investor terkait kelayakan investasi sekuritas ini hingga 31 Maret 2025. Kemudian MSCI juga mengumumkan keputusan mengenai perlakuannya dalam Tinjauan Indeks Mei 2025 paling lambat 11 April 2025.

 “Ini adalah pengumuman untuk indeks standar global MSCI, pengumuman lebih lanjut dapat dilakukan sesuai kebutuhan,” tulis MSCI dalam keterangan resmi. 

Kisi-Kisi Kinerja 2024

Untuk tahun buku 2024, Hendra mengatakan ia optimistis BREN bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik.  Soetjipto Tan mengatakan optimisme menghadapi 2025. Meski begitu, ia tak merinci lebih lanjut mengenai rencana penggunaan laba usaha termasuk ihwal pembagian dividen. 

“Positif, harus positif dong,“ kata Hendra Soetjipto Tan, ketika ditemui Katadata.co.id di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (19/2). 

Pada laporkan kinerja keuangan per September 2024, BREN mencetak laba US$ 86,05 juta atau setara Rp 1,35 triliun dengan asumsi Rp 15.693 per dolar Amerika Serikat hingga September 2024. Laba perusahaan naik 1,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 84,47 juta.  

Melansir laporan keuangan Barito Renewables Energy, pendapatan perusahaan justru menurun 0,89% menjadi US$ 441,29 juta atau Rp 6,92 triliun hingga sembilan bulan pertama 2024 dari sebelumnya US$ 445,27 juta.  Secara rinci, perolehan BREN berasal dari pendapatan pihak ketiga yaitu pendapatan dari kontrak penjualan listrik US$ 202,96 juta, turun dari sebelum US$ 205,46 juta. 

Lalu penjualan uap sebesar US$ 91,38 juta turun dari sebelum US$ 96 juta dan pendapatan sewa operasi sebesar US$ 117,18 juta.  Namun demikian, ada sejumlah beban yang mempengaruhi kinerja BREN. Dari pos beban keuangan, BREN mencatatkan rugi US$ 102,65 juta dari sebelumnya US$ 100,54 juta. Beban keuangan paling banyak berasal dari beban bunga US$ 57,94 juta dari US$ 59,35 juta.  

Barito Renewables Energy juga memiliki beban keuangan dari beban bunga utang bank US$ 41,31 juta dari sebelum US$ 38,03 juta. Serta amortisasi biaya pembiayaan yang ditangguhkan US$ 1,1 juta dari sebelum US$ 1,09 juta.  

BREN mencatatkan nilai aset US$ 3,78 miliar dari Desember 2023 US$ 3,5 miliar. Lalu liabilitas per 30 September 2024 yaitu US$ 3,04 miliar dari Desember 2023 yaitu US$ 2,85 miliar. Sementara jumlah ekuitas BREN tercatat US$ 3,78 miliar per September 2024 yakni US$ 3,78 miliar dari sebelumnya US$ 3,5 miliar.



Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...