Konglomerat Minta BEI Ubah Aturan, Buyback Saham Tak Perlu Tunggu RUPS


Sejumlah konglomerat hingga pengusaha meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menunda short selling. Hal itu disampaikan dalam dialog dengan pelaku pasar modal yang digelar Bursa Efek Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan, Senin (3/3). Diskusi itu membahas sejumlah dinamika dan tantangan pasar modal Tanah Air.
Dalam dialog tersebut, sejumlah pelaku pasar modal menyampaikan masukan dan harapan kepada BEI. Presiden Komisaris PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), Agoes Projosasmito, yang merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia, meminta otoritas mengkaji ulang aturan pembelian kembali saham atau buyback saham.
Dalam tanggapannya, Agoes meminta buyback saham bisa dilakukan tanpa harus melalui Rapat Umum Perdana Saham (RUPS). “Kami khawatir juga kalau likuiditasnya semakin kecil,” kata Agoes dalam dialog bersama pelaku pasar modal di Gedung Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (3/3).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan akan terus berkoordinasi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan indonesia agar tetap resilien. Ia berharap pelaku pasar bisa bekerja sama mengatasi tantangan global maupun domestik
“Selain itu kami juga mengharapkan koordinasi dengan bapak ibu dan seluruh untuk kita bersama-sama menjaga keberlanjutan dan stabilitas dari tantangan saat ini,” ujar Inarno.
Pada pertemuan tersebut OJK juga BEI juga sepakat untuk menunda pelaksanaan short selling dan intraday short selling. Rencana ini semula akan diberlakukan pada akhir Maret atau April 2025.
Dalam diskusi bersama pelaku pasar, Deputi Komisioner Pengawasan Pengelola Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK Aditya Jayaantara menyatakan keputusan penundaan short selling diambil untuk menjaga stabilitas harga dan memberikan ruang baik investor. Ia pun menyebut OJK dan BEI akan mengkaji usulan untuk memberikan relaksasi dalam buyback saham tanpa melalui RUPS.
Deret Konglomerat Hadiri Pertemuan dengan BEI dan OJK
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, beberapa pengusaha yang terpantau hadir adalah pengusaha Franky Oesman Widjaja. Ia merupakan salah satu pemimpin utama di Sinar Mas Group, salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, termasuk agribisnis, properti, keuangan, kertas, energi, dan telekomunikasi.
Kemudian Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja juga turut hadir dalam diskusi tersebut. Lalu Garibaldi Thohir atau Boy Thohir yakni Presiden Direktur PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia.
Boy Thohir juga memiliki berbagai investasi di sektor keuangan, infrastruktur, dan properti. Selain itu, ia merupakan kakak dari Erick Thohir, Menteri BUMN dan pemilik Mahaka Group.
Ada pula Anindya Novyan Bakrie atau Anindya Bakrie juga turut menghadiri diskusi sore ini. Ia adalah seorang konglomerat Indonesia dan penerus generasi ketiga dari Grup Bakrie yang merupakan salah satu konglomerasi bisnis besar di Indonesia.
Anin saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur & CEO Bakrie & Brothers (BNBR), perusahaan yang bergerak di berbagai sektor, termasuk infrastruktur, energi, manufaktur, dan teknologi. Selain itu, Anindya juga memiliki peran strategis dalam VIVA Group, yang menaungi stasiun televisi seperti tvOne dan ANTV, serta beberapa perusahaan media digital.
Tak hanya itu, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Arsjad Rasjid, juga terlihat di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia merupakan Direktur Utama PT Indika Energy Tbk (INDY). Tak hanya bankir dan konglomerat, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni sekaligus Artis, Raffi Ahmad juga terlihat di agenda pertemuan dengan pelaku pasar sore ini.
Tak hanya investor senior, sejumlah figur sentral di perusahaan papan atas Tanah Air juga hadir. Ada Agus Salim Pangestu, yakni putra pertama dari Prajogo Pangestu, salah satu pebisnis terkemuka di Indonesia