GOTO Targetkan EBITDA Rp 1,6 Triliun dengan Optimalkan Produk dan Ekosistem


PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menargetkan EBITDA yang disesuaikan untuk tahun 2025 berada di kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun.
EBITDA adalah laba operasional sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, digunakan untuk mengukur profitabilitas inti perusahaan.
Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo menyatakan bahwa perusahaan berada di jalur yang tepat untuk terus bertumbuh dan mencapai profitabilitas dengan memanfaatkan nilai ekosistemnya yang terhubung secara unik.
"Perkiraan ini didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan estimasi awal GOTO, yang semuanya bergantung pada berbagai ketidakpastian dan risiko," ujar Patrick dalam keterangan resmi, Rabu (12/3).
Patrick menjelaskan bahwa GOTO terus menyesuaikan produk untuk berbagai demografi dan preferensi pengguna. Dengan strategi ini, perusahaan dapat menyediakan layanan yang lebih terarah dan menjangkau lebih banyak orang di seluruh Indonesia secara efisien.
Namun, target ini juga mempertimbangkan faktor eksternal, seperti meningkatnya persaingan pasar yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa kuartal mendatang, inflasi biaya, serta kondisi perekonomian makro.
Perbaikan EBITDA dan Penurunan Kerugian
Berdasarkan catatan kinerjanya, GOTO mencetak EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar Rp327 miliar sepanjang 2024, meningkat signifikan dibandingkan 2023 yang mencatatkan angka negatif Rp3,6 triliun. Perusahaan sebelumnya optimistis bisa mencapai target EBITDA grup yang disesuaikan impas (breakeven) pada akhir tahun ini.
Patrick menegaskan bahwa perusahaan akan terus memperkuat bisnisnya melalui inovasi, baik dari sisi operasional maupun produk. "Kami akan meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi biaya, serta menghadirkan layanan yang lebih terarah dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan," ujarnya.
Dari sisi laba rugi, GOTO mencatatkan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,15 triliun sepanjang 2024. Angka ini berkurang drastis sebesar 94,33% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencatat kerugian Rp94,29 triliun.
Sementara pendapatan GOTO per Desember 2024 tercatat sebesar Rp15,89 triliun, meningkat 7,5% dibandingkan 2023 yang mencapai Rp14,78 triliun. Pertumbuhan ini mencerminkan upaya perusahaan dalam memperluas ekosistem dan meningkatkan efisiensi bisnisnya.