Wall Street Rontok di Tengah Ancaman Tarif Baru Trump ke Cina

Ringkasan
- Izin merek Minyakita milik PT Artha Eka Global Asia (AEGA) akan dicabut oleh Menteri Perdagangan karena terbukti mengurangi takaran isi minyak goreng kemasan 1 liter. AEGA juga menyalahgunakan izin merek dengan memberikan lisensi kepada dua pabrik tak terdaftar.
- PT Artha Eka Global Asia (AEGA) mengurangi takaran Minyakita dan menggunakan minyak goreng non-DMO diduga untuk menjaga margin keuntungan. Perusahaan tersebut juga tidak memiliki izin edar BPOM dan memindahkan lokasi pabrik.
- Minyakita bukan minyak goreng subsidi, melainkan minyak goreng dengan harga terjangkau berkat kebijakan DMO. Pemerintah akan terus mengawasi distribusi Minyakita, terutama menjelang hari raya.

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Selasa (8/4) di tengah kekhawatiran terhadap eskalasi perang dagang. Presiden AS Donad Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan baru kepada barang-barang Cina mencapai 104% yang akan berlaku mulai hari ini (9/4).
Dow Jones Industrial Average turun 320,01 poin atau 0,84% ke level 37.645,59. Dalam empat hari terakhir, indeks ini sudah kehilangan lebih dari 4.500 poin. Saham Apple membebani indeks karena tarif baru diperkirakan akan menaikkan biaya produksi iPhone. Padahal, di awal perdagangan, Dow sempat naik hingga 3,9%.
Indeks S&P 500 terkoreksi lebih dalam, turun 1,57% ke 4.982,77 dan ditutup di bawah level psikologis 5.000 untuk pertama kalinya sejak April 2024. Dalam empat hari terakhir, S&P 500 telah merosot lebih dari 12% dan nyaris masuk ke wilayah pasar bearish.
Adapun Nasdaq Composite anjlok 2,15% ke posisi 15.267,91. Indeks yang banyak berisi saham teknologi ini telah kehilangan lebih dari 13% dalam empat sesi terakhir, meskipun sempat melonjak 4,5% di awal perdagangan.
Kenaikan pasar hari itu didorong oleh kondisi pasar yang dianggap sudah jenuh jual serta investor berharap ada negosiasi tarif antara AS dan sejumlah mitra dagang. Tak hanya itu Presiden Donald Trump sempat menyampaikan di Truth Social bahwa ia melakukan “panggilan hebat” dengan penjabat Presiden Korea Selatan, yang sempat akhirnya mengangkat sentimen pelaku pasar.
Namun, optimisme tersebut tak bertahan lama. Saham Apple yang sempat melonjak lebih dari 4% justru ditutup anjlok hampir 5%, membuat total kerugian perusahaan dalam empat hari terakhir mencapai hampir 23%.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa tarif kumulatif sebesar 104% akan diberlakukan pada produk impor dari Cina tepat setelah tengah malam. Langkah itu menyusul tarif 10% yang telah lebih dulu diterapkan pada hari Sabtu lalu.
Menurut Kepala Investasi Brave Eagle Wealth Management, Robert Ruggirello, investor butuh kepastian dalam kebijakan perdagangan agar reli pasar bisa bertahan lama. Ia menyebut pentingnya stabilitas kebijakan agar perusahaan dapat merencanakan alokasi modal untuk jangka panjang.
“Perusahaan perlu yakin bahwa kebijakan perdagangan akan konsisten,” ujar Ruggirello, dikutip CNBC, Rabu (9/4).
Ia menambahkan, hari Selasa menandai hari keempat berturut-turut terjadinya gejolak di pasar sejak tarif tambahan yang diumumkan Presiden Trump mulai berlaku.