Respons Telkom soal XL Axiata dan Smartfren Merger


PT Telkom Indonesia Tbk atau TLKM menilai merger seperti yang dilakukan oleh PT XL Axiata Tbk alias EXCL dan PT Smartfren Telecom Tbk atau FREN merupakan hal lumrah.
Menurut Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia Andri Herawan Sasoko, merger XL Axiata dan Smartfren justru akan membuat industri telekomunikasi menjadi lebih sehat.
“Di dunia ini, semua tentang persaingan. Persoalannya, bagaimana kami bisa mengantisipasi hal itu. Dari sisi telekomunikasi, tidak ada masalah,” kata Andri ketika ditemui Katadata.co.id, di Solo, Sabtu (19/4).
Ia menyampaikan Telkomsel masih memegang pangsa pasar mayoritas di Indonesia. Dia berharap Telkom Group dapat terus mempertahankan hal ini.
XL Axiata dan Smartfren Resmi Merger
XL Axiata dan Smartfren resmi merger setelah mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB digelar pada 25 Maret. Nama baru perusahaan yakni XLSmart.
CEO XLSmart Rajeev Sethi mengatakan perusahaan menguasai sekitar 25% pangsa pasar setelah merger. Pendapatan proforma diperkirakan mencapai Rp 45,8 triliun.
Dalam proses penggabungan, XLSmart mengangkat slogan bertajuk ‘Bersama Melaju Tanpa Batas’ sebagai semangat baru perusahaan. “Ini akan menjadi filosofi dan semangat kami. Saya yakin ini akan membantu kami bergerak lebih cepat,” katanya dalam konferensi pers di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Kamis (17/4).
Dengan dukungan sekitar 3.000 karyawan, Rajeev optimistis entitas baru hasil merger XL Axiata dan Smartfren mampu menjangkau dan melayani pelanggan di seluruh penjuru Indonesia.
Secara resmi, XLSmart mulai beroperasi sejak 17 April untuk melayani 94,5 juta pelanggan layanan telekomunikasi di Indonesia.
Komdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital memberikan tiga kewajiban kepada XL Axiata, Smartfren, dan XlSmart, di antaranya:
- Meningkatkan kecepatan unduh hingga 16% pada 2029
- Menambah 8000 base transceiver station atau BTS baru yang difokuskan di daerah dengan layanan terbatas, dan peningkatan akses layanan digital
BTS adalah infrastruktur yang berfungsi sebagai penghubung antara perangkat komunikasi nirkabel, seperti ponsel, dengan jaringan operator. BTS mengirimkan dan menerima sinyal radio ke dan dari perangkat komunikasi, kemudian mengonversinya menjadi sinyal digital untuk diteruskan ke jaringan operator atau perangkat lain.
- Peningkatan akses layanan digital, Kementerian Komdigi menargetkan agar akses layanan digital itu bisa dijangkau lebih dari 175.000 sekolah, 8.000 layanan kesehatan, dan 42.000 kantor pemerintahan di seluruh Indonesia
Dengan pangsa pasar gabungan XL Axiata dan Smartfren tersebut, serta penugasan yang diberikan oleh Komdigi, Telkomsel tidak khawatir.