Danantara Raup Dividen Rp 49 T dari BMRI dan BBRI, Apa Rencana Investasinya?

Ira Guslina Sufa
23 April 2025, 16:44
Danantara
Katadata / Patricia Yasinta Abigail
Logo baru kantor Daya Anagata Nusantara, Danantara, Senin (24/2)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara mengantongi dividen total Rp 49 triliun dari dua bank milik Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Dividen berasal dari laba perusahaan untuk tahun buku 2024. 

Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BBRI yang telah dilakukan akhir Maret lalu, pemegang saham sepakat membayarkan dividen tunai sebesar Rp 51,7 triliun. Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernaatau mengatakan pembagian dividen merupakan komitmen perusahaan dalam memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi para pemegang saham. 

"BRI mempertimbangkan berbagai aspek dalam menentukan besaran dividen, termasuk kebutuhan ekspansi bisnis, kecukupan likuiditas, dan manajemen risiko bank," ujar Hendy seperti dikutip Rabu (23/4). 

Sebelumnya BBRI telah membagikan dividen interim sebesar Rp 135 per saham. Dengan begitu sisa dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sebesar-besarnya Rp 31,4 triliun atau Rp 208,40 per lembar saham. 

Sebagai salah satu pemegang saham terbesar, pemerintah melalui Danantara selanjutnya mendapatkan Rp 27,6 triliun. Selain dari BBRI Danantara juga mengantongi dividen senilai Rp 22,6 triliun dari Bank Mandiri. Untuk tahun buku 2024, BMRI membagikan dividen senilai Rp Rp 43,51 triliun atau 78% dari laba.

Merujuk data Bursa Efek Indonesia, saat ini pemerintah melalui Danantara memiliki 80,61 miliar saham atau setara 53,18% di BRI. Adapun di BMRI pemerintah menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 48,5 miliar lembar saham atau setara 52%. 

Rencana Jangka Panjang Danantara

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menjelaskan Danantara akan beroperasi efektif pada akhir April 2025. Menurut Erick, lembaga negara baru ini akan mengandalkan dividen dari bank milik negara senilai Rp 49,7 triliun sebagai modal awal.

"Dividen dari bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara kan hampir Rp 50 triliun. Kami harus konsolidasi di situ dulu," ujar Erick di Kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Selasa (23/4).

Erick belum merinci BUMN mana yang akan digunakan Danantara untuk berinvestasi, karena lembaga tersebut masih dalam tahap konsolidasi. Proses ini menjadi bagian penting dalam penyusunan strategi investasi dan operasional Danantara.

Meski baru beroperasi dan dalam tahap awal rekrutmen, Erick yakin Danantara akan menjalankan fungsinya dengan baik. "Danantara ini baru lahir, di Danantara ada investasi dan operasional. Tentu kita memprioritaskan konsolidasi dari Danantara supaya mereka bisa jalan," ujar Erick. 

Lebih jauh ia menjelaskan, dalam proses konsolidasi ini, Danantara akan memperhatikan pemilihan orang-orang yang tepat. Sementara itu, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengungkapkan mengenai mulai adanya kepercayaan dari dunia internasional pada Danantara yang ditandai dengan adanya komitmen investasi. 

Salah satu komitmen investasi saat ini sudah disepakati bersama pemerintah Qatar. Kerja sama akan difokuskan untuk sektor-sektor prioritas, di antaranya ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi, infrastruktur digital, kesehatan, hingga pariwisata.

Indonesia bersama Qatar telah menyepakati​​​​​ komitmen investasi bersama sebesar US$ 4 miliar atau setara Rp 34 triliun. Dalam kerja sama ini komitmen investasi dari masing-masing negara senilai US$ 2 miliar. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan