BTPN Syariah Bukukan Laba Bersih Rp 311 Miliar di Kuartal I 2025, Tumbuh 18%

Hari Widowati
25 April 2025, 17:46
BTPN Syariah, laba bersih
Dok. BTPN Syariah
PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) membukukan laba bersih Rp 311 miliar pada kuartal I 2025, tumbuh 18% dibandingkan dengan periode yang sama 2024 sebesar Rp 264,03 miliar.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) membukukan laba bersih Rp 311 miliar pada kuartal I 2025, tumbuh 18% dibandingkan dengan periode yang sama 2024 sebesar Rp 264,03 miliar. Manajemen BTPN Syariah menyebut peningkatan profitabilitas tersebut ditopang oleh kualitas pembiayaan yang membaik.

Penyaluran pembiayaan BTPN Syariah per 31 Maret 2025 mencapai Rp 10,3 triliun. Angka penyaluran pembiayaan tersebut menunjukkan kenaikan tipis dibandingkan dengan kuartal I 2024 sebesar Rp 10,17 triliun.

Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah, mengatakan tren kualitas pembiayaan perusahaan membaik selama tujuh kuartal terakhir. "Kami fokus menciptakan kedisiplinan nasabah untuk membayar cicilannya sehingga business model kami terjaga," ujar Fachmy, di Jakarta, Jumat (25/4). Kualitas pembiayaan ini tercermin pada non performing financing (NPF) net BTPN Syariah yang berada di angka nol persen.

BTPN Syariah yang menyalurkan pembiayaannya ke segmen ultramikro mendorong kedisiplinan dan kekompakan nasabah dalam menjaga kualitas pembiayaan. Bank syariah tersebut memberikan berbagai program insentif bagi sentra atau kelompok yang disiplin dan kompak membayar cicilannya. Insentif ini diharapkan mampu memotivasi nasabah.

Anak usaha PT Bank SMBC Indonesia Tbk (BTPN) ini juga memberikan pendampingan lewat para bankir pemberdaya yang ada di lapangan. Program pendampingan ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat inklusi sehingga usaha mereka dapat tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang.

Bank syariah ini juga mencatatkan pendapatan dari penyaluran dana sebesar Rp 1,3 triliun pada akhir Maret 2025, turun 5,51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai bagi hasil untuk pemilik dana investasi turun 2,52% menjadi Rp 1,17 triliun.

Dari sisi beban, BTPN Syariah menunjukkan penurunan beban di pos kerugian penurunan nilai aset keuangan sebesar 43,25% secara tahunan (year on year) menjadi Rp 218,07 miliar.

Jajaki Bisnis Baru

Beberapa waktu lalu, BTPN Syariah melakukan studi banding ke India untuk melihat perkembangan bisnis pembiayaan ultramikro di negara tersebut. Fachmy mengungkapkan, di India ada 150 pemain di bisnis ultramikro, jauh lebih banyak dibandingkan dengan Indonesia yang di segmen ini jumlah pemainnya bisa dihitung dengan jari.

"Rata-rata pemain ultramikro di India adalah perusahaan multifinance. Ada angin segar karena di sana tingkat pembayaran nasabahnya mencapai 99%," kata Fachmi.

Dari hasil studi tersebut, ada peluang bagi BTPN Syariah untuk menjajaki bisnis baru di segmen low micro atau upper ultramicro. Selain belajar dari beberapa perusahaan multifinance India, BTPN Syariah juga menjajaki sinergi dengan induk usahanya, SMBC Indonesia.

"Berdasarkan pengalaman pada saat Covid-19, BTPN Syariah struggle kalau hanya punya satu bisnis. Pilihan terbaik adalah bersinergi dengan induk," ujarnya.

Bisnis baru ini rencananya akan diluncurkan pada akhir tahun ini di Aceh. "Manfaat bisnis ini akan bisa kita lihat pada 2026," tutur Fachmi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan