Microsoft akan PHK 6.000 Karyawan Meski Kantongi Laba Rp 428 T di Kuartal I 2025


Microsoft berencana memangkas 3% dari total karyawannya di seluruh level, tim dan wilayah. Pemutusan hubungan kerja atau PHK ini akan berdampak pada sekitar 6.000 orang.
"Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan dengan sebaik-baiknya agar sukses di pasar yang dinamis," kata juru bicara Microsoft dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, seperti dikutip Rabu (14/5).
Perusahaan melaporkan kinerja keuangan yang lebih baik dari perkiraan, dengan laba bersih mencapai US$25,8 miliar atau sekitar Rp 428 triliun pada kuartal I 2025.
Microsoft memiliki 228.000 karyawan di seluruh dunia pada akhir Juni. Pada Selasa (13/5), perusahaan mengurangi jumlah karyawan yang terkait dengan kantor pusatnya di Redmond sebanyak 1.985 orang, termasuk 1.510 orang di kantor.
Secara total, ini kemungkinan merupakan gelombang PHK terbesar Microsoft sejak pengurangan 10 ribu orang pada 2023. Pada Januari, perusahaan mengumumkan gelombang kecil PHK yang didasarkan pada kinerja. Namun, juru bicara Microsoft mengatakan, langkah PHK terbaru tak berkaitan dengan kinerja.
Menurut juru bicara itu, salah satu tujuan PHK yang dilakukan perusahaan adalah mengurangi lapisan manajemen. Pada Januari, Amazon juga mengumumkan bahwa mereka akan memberhentikan beberapa karyawan setelah melihat "lapisan yang tidak perlu" dalam organisasinya.
Langkah serupa dilakukan penyedia perangkat lunak keamanan siber CrowdStrike pada pekan lalu yang mengumumkan akan memberhentikan 5% dari tenaga kerjanya.
Pada Januari, CEO Microsoft Satya Nadella memberi tahu analis bahwa perusahaan akan membuat perubahan pelaksanaan penjualan setelah menghasilkan pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diharapkan dalam pendapatan cloud Azure yang tidak terkait dengan kecerdasan buatan. Sedangkan kinerja dalam pertumbuhan cloud AI melampaui proyeksi internal.