Istana Ungkap Nasib Kementerian BUMN Usai Reshuffle, Dilebur dengan Danantara?
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan nasib Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) usai ditinggal Erick Thohir. Dalam perombakan kabinet atau reshuffle yang diumumkan Rabu (17/9) Erick kini mendapat tugas sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga (Mempora).
Menurut Prasetyo saat ini presiden belum menunjuk pengganti Erick sebagai Menteri BUMN. Meski begitu ia memastikan jabatan tersebut tetap akan diisi.
"Menteri BUMN definitif memang belum ditunjuk karena kita masih mencari sosok karena berpindahnya tugas Erick Thohir ke olah raga,” ujar Prasetyo di Istana Negara usai pelantikan pejabat baru.
Lebih jauh Prasetyo mengatakan terdapat potensi Prabowo akan menunjuk tokoh baru untuk mengisi jabatan Menteri BUMN dari luar kementerian. Namun, untuk posisi pelaksana tugas akan dipegang oleh wakil menteri.
Prasetyo belum menyebutkan siapa wakil menteri yang akan ditunjuk sebagai plt Menteri BUMN. Adapun saat ini terdapat tiga sosok yang mengisi posisi wakil Menteri yaitu Kartiko Wirjoatmodjo, Aminuddin Ma'ruf dan Dony Oskaria.
Sementara itu Erick Thohir tak mau berkomentar mengenai sosok yang akan mengantikan dirinya sebagai menteri BUMN. Erick mengatakan mengenai posisi yang ditinggal akan menjadi hak prerogatif presiden.
“Nanti akan ada pelaksana tugas (plt) dan akan diumumkan oleh Mensesneg,” ujar Erick usai pelantikan.
Tepis Kabar Dilebur dengan Danantara
Pada kesempatan yang sama Prasetyo menepis kabar bahwa Kementerian BUMN akan dibubarkan setelah Erick tak lagi menjabat. Ia juga menepis kabar soal potensi peleburan Kementerian BUMN ke dalam Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara.
Menurut Prasetyo peluang untuk melebur Kementerian BUMN ke Danantara sangat kecil lantaran badan baru itu masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah.
“Danantara juga sedang proses membenahi manajemen dan operasional di BUMN. Kalau kemudian di perjalanan kalau kita perlu melakukan pergantian nanti akan kita lihat,” ujar Prasetyo.
Sebelumnya, pengamat BUMN dari NEXT Indonesia Center, Herry Gunawan, mengatakan pergeseran Erick Thohir ke Menpora berkaitan erat dengan eksistensi Kementerian BUMN. Ia menyebut kementerian BUMN sebaiknya tidak perlu ada lagi karena saat ini sudah ada BPI Danantara.
“Sedangkan regulasi kan bisa diatur oleh kementerian masing-masing,” ucapnya kepada Katadata.co.id, Rabu (17/9).
Tak hanya itu, ia menilai mantan Menteri BUMN tersebut telah berhasil melanjutkan konsolidasi BUMN melalui pembentukan holding agar kinerja perusahaan negara lebih efisien. Meski konsolidasi BUMN karya belum rampung, sejumlah proses lainnya dinilai sudah berjalan baik, seperti di InJourney, Pelindo, dan MIND ID.
Dari sisi lain, ia menilai pada masa kepemimpinan Erick Thohir, sebelum adanya Danantara, BUMN terkesan kurang hati-hati. Misalnya dalam penempatan komisaris, selain mengakomodasi politisi, ada juga yang diangkat meski belum berpengalaman kerja.
Ia juga menyoroti lemahnya kontrol risiko dan audit di BUMN, yang terbukti dari maraknya kasus korupsi yang berlangsung bertahun-tahun. Menurutnya, kondisi seperti ini seharusnya bisa dicegah sejak awal.
“Karena itu, menurut saya, pergantian Erick ini sekaligus bisa jadi momentum melikuidasi lembaga Kementerian BUMN,” ucapnya kepada Katadata.co.id, Rabu (17/9).
Sementara itu Pengamat BUMN sekaligus Managing Director Lembaga Manajemen FEB UI, Toto Pranoto, menilai pindahnya Erick ke posisi Menpora sesuai apabila dilihat dari kompetensi dan pengalaman kerjanya.
“Paling tidak sebagai pengelola bisnis sport global maka Erick paham strategi efektif membawa olahraga Indonesia lebih go international,” ucap Toto ketika dihubungi Katadata.co.id, Rabu (17/9).
Ia menilai, dalam posisi sebelumnya sebagai Menteri BUMN, peran Erick menjadi kurang optimal karena kewenangan Kementerian BUMN kini lebih banyak terbatas pada fungsi sebagai dewan pengawas Danantara. Padahal, menurutnya, Erick punya potensi besar di bidang pengelolaan bisnis dan olahraga.
