Bos Uniqlo Tadashi Yanai Ungkap Dampak Kebijakan Tarif Trump, Apa Harapannya?
Presiden perusahaan Fast Retailing Co. yang terkenal dengan merek dagang pakaian Uniqlo, Tadashi Yanai ikut bersuara terkait tarif dagang yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap produk asal Negeri Tirai Bambu, Cina.
Yanai menyatakan, kebijakan untuk menaikkan tarif dagang dapat menyulitkan jalannya perdagangan dunia. Ia menyebut, ketidakpastian ekonomi dari kebijakan tarif yang bakal diberlakukan AS terhadap Cina turut berdampak pada sejumlah negara kawasan Asia, khususnya Indonesia sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.
Menurut Yanai, masyarakat kawasan Asia perlu bersatu dan menunjukkan kekuatan untuk menghadapi pernag tarif yang akan diberlakukan oleh dua negara adidaya tersebut.
"Asia, khususnya Indonesia adalah mesin pertumbuhan [ekonomi]. Kita perlu bersatu sebagai orang Asia dan menunjukkan kemauan kita," kata Yanai dalam keterangannya di acara Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu (15/10).
Selain itu, ia sempat mengaku kebingungan. Sebab kajian naiknya tarif justru dicanangkan oleh Trump, yang merupakan presiden negara demokratis. Kebijakan tersebut akan membuat konfrontasi dan perang.
Lebih lanjut, Yanai berpendapat, ketidakpastian ekonomi karena perang tarif ini tidak akan berlanjut dan membuat resesi. Dia pun mengajak seluruh pihak yang untuk bekerja sama menghadapi perang tarif demi masa depan dunia yang lebih baik.
Merujuk data Forbes Billionaire, Yanai merupakan orang terkaya nomor 34 di dunia. Harta kekayaannya mencapai US$ 767 miliar atau sekitar Rp 12.714 triliun (dengan kurs Rp 16.577 per dolar Amerika Serikat). Yanai merupakan orang terkaya nomor satu di Tokyo melalui perdagangan jaringan ritel merek Uniqlo.
Perusahaan melaporkan laba bersih sebesar US$ 2,5 miliar dan pendapatan sebesar US$ 21 miliar pada tahun per Agustus 2024. Adapun merek unggulan Uniqlo memiliki hampir 2.500 toko di 25 negara.
