Bos Garuda Tunda Pengadaan 3 Pesawat Baru, Fokus Perbaiki Armada dan Efisiensi

Ferrika Lukmana Sari
15 November 2025, 14:21
Garuda
ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU
Pesawat Garuda bersiap lepas landas di Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara, Kamis (28/11/2024). Pemerintah resmi menurunkan harga tiket pesawat domestik hingga 10 persen yang berlaku selama 16 hari periode Natal dan Tahun Baru, terhitung mulai 19 Desember 2024 sampai 3 Januari 2025 di seluruh Bandara di Indonesia, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto guna mengurangi beban harga tiket pesawat serta meningkatkan aktivitas pariwisata dalam negeri.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Direktur Utama Garuda Indonesia Glenny H. Kairupan menegaskan bahwa pengadaan tiga pesawat baru ditunda karena perusahaan ingin lebih dulu fokus memperbaiki armada yang sudah ada agar operasional lebih efisien.

Glenny menjelaskan bahwa sebelumnya Garuda telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memesan empat pesawat. Namun, dari rencana tersebut, baru satu unit yang telah dibayarkan uang muka. Tiga unit lainnya resmi ditunda.

“MoU ada empat pesawat, baru satu yang DP. Tiga sisanya kami tunda dulu karena prioritasnya perbaikan armada,” ujar Glenny di Jakarta, Jumat (14/11).

Ia menambahkan bahwa langkah menahan ekspansi armada ini merupakan bagian dari strategi pemulihan yang lebih disiplin sejak perusahaan masuk ke skema penyelamatan pemerintah bersama BPI Danantara.

Meski Danantara telah menyetujui pengucuran modal sebesar Rp23,67 triliun, pihaknya tetap berhati-hati dalam mengelola belanja modal.

“Penyelamatan Garuda harus dimulai dari sektor operasional yang selama ini membebani keuangan. Kalau tidak diperbaiki, biaya tetap jalan terus,” ujarnya.

Glenny memperkirakan proses pemulihan penuh Garuda membutuhkan waktu sekitar dua tahun hingga perusahaan kembali mencetak laba.

Rencana Ekspansi Dihitung Ulang

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Sugiarto Oentoro menegaskan seluruh rencana ekspansi perusahaan saat ini sedang dihitung ulang.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan posisi baru, yakni Direktur Transformasi yang kini dijabat Neil Raymond Mills, membuat evaluasi armada dan jaringan rute dilakukan lebih ketat.

“Bukan dibatalkan, tapi sebagian akan kami tunda sampai analisisnya final,” kata Thomas.

Keputusan menahan ekspansi dinilai menjadi sinyal kuat bahwa di bawah kepemimpinan Glenny Kairupan, Garuda Indonesia lebih dulu memprioritaskan stabilitas dan efisiensi sebelum kembali memperluas sayap bisnisnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...