Geliat Ekspansi Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB), Bidik 8 Kapal LCT pada 2027
Perusahaan transportasi logistik yang baru sebulan melantai di Bursa Efek Indonesia atau BEI, PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) mulai melakukan ekspansi armada melalui proses keel laying untuk kapal tipe Landing Craft Transport (LCT) Cipta Jaya Harapan 99 di Samarinda, Kalimantan Timur.
Seluruh dana IPO Rp 158,4 miliar, dialokasikan untuk membuat tiga kapal baru yang ditargetkan memasuki tahap konstruksi pada kuartal pertama 2026.
Selain itu, PJHB memenangkan tender pengadaan kapal LCT demi memperkuat prospek ekspansi armada perusahaan ke depan.
Direktur Utama PJHB Go Sioe Bie menyampaikan penambahan tiga kapal baru, disertai meningkatnya kontrak industri. Penambahan tiga kapal ini juga diproyeksikan meningkatkan pertumbuhan kinerja perusahaan lebih dari 50% pada 2026.
Selain itu, saat ini PJHB mengoperasikan lima unit kapal LCT. Dengan tambahan tiga kapal baru, perusahaan menargetkan mengelola delapan armada pada 2027.
“Fundamental sudah terbentuk sejak tahun ini dan kapasitas baru akan mulai berdampak penuh tahun depan,” ucap Go Sioe Bie dalam keterangannya, Kamis (11/12).
Pelaksanaan keel laying itu sekaligus menandai babak baru pembangunan kapal yang dikerjakan oleh PT Untung Brawijaya Sejahtera. Pembangunan ini untuk memperkuat operasional PJHB sebagai bagian dari strategi perusahaan meningkatkan layanan dan memperluas kehadiran di industri pelayaran nasional.
PT Untung Brawijaya Sejahtera merupakan galangan yang sudah berpengalaman menangani pembangunan dan proses docking armada PJHB pada proyek-proyek sebelumnya.
Go Sioe Bie mengatakan bahwa investasi armada baru ini dirancang untuk menjawab meningkatnya permintaan layanan. Ia juga berkomitmen dalam tahap fabrikasi ini PJHB bisa memperluas kapasitas layanan bagi pelanggan.
Ketiga kapal LCT yang dibangun masing-masing memiliki panjang 72–75 meter dengan kapasitas sekitar 2.500 DWT. Armada ini untuk mengangkut alat berat, mesin industri, dan kontainer yang dibutuhkan sektor pertambangan, migas, konstruksi, dan perkebunan. Adapun segmen tersebut yang selama ini menjadi tulang punggung bisnis PJHB.
Go Sioe Bie menjelaskan ketiga kapal baru tersebut akan menggunakan struktur double bottom atau dasar berlapis dua. Desain ini diterapkan untuk meningkatkan keselamatan dan kekuatan pada bagian lambung kapal.
“Dengan demikian, kapal dapat memenuhi persyaratan teknis untuk memperoleh notasi klasifikasi A100 dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Konfigurasi ini memastikan standar struktural yang memadai bagi operasional komersial dan keselamatan pelayaran,” ujarnya.
