Kurs Rupiah Makin Anjlok ke 14.375 per Dolar AS Masih Terimbas Corona
Nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi ini, Senin (3/4) melemah 0,4% ke level Rp 14.375 per dolar AS. Rupiah tertekan akibat aksi investor yang melepas aset-aset berisiko lantaran khawatir penyebaran virus corona dapat menciptakan resesi global.
Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp 14.337 per dolar AS dan terus bergerak melemah hingga pukul 09.05 WIB ke posisi Rp 14.375 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong naik 0,13%, dolar Singapura 0,24%, dolar Taiwan 0,52%, won Korea Selatan 1,06%, yuan Tiongkok 0,25%, ringgit Malaysia 0,23%, dan baht Thailand 0,28%.
Hanya yen Jepang, peso Filipina, dan rupee India yang melemah bersama rupiah masing-masing 0,06%, 0,01%, dan 0,86%.
(Baca: Harga Pertamax Turun, Inflasi Februari Diramal Lebih Rendah)
Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai, investor global di seluruh negara memperkirakan dampak dari virus corona akan terus menyebar hingga ke Amerika Serikat dan Eropa. "Dalam kondisi ini, investor cenderung melepas investasi portofolio di berbagai negara, tidak hanya terjadi di Indonesia," kata Josua kepada Katadata.co.id, Senin (2/3).
Bagi Indonesia, Josua menjelaskan bahwa hal ini berdampak pada nilai tukar rupiah dan harga saham. Aliran modal asing bersih bulan ini mengalami outflow secara total US$ 2,01 miliar, terdiri dari US$ 1,67 miliar di surat berharga negara atau SBN dan US$ 340 juta dari pasar saham.
(Baca: Pasar Saham Asia Masih akan Rontok Tertekan Dampak Virus Corona )
Sejak awal tahun hingga saat ini, sudah terjadi aliran modal asing keluar sebesar US$1,01 miliar, terdiri dari SBN US$ 674 juta dan US$ 339 juta di pasar saham. IHSG sejak akhir Januari juga telah anjlok lebih dari 8%, sementara rupiah melemah 3,3% secara tahun kalender.
"Meski lebih rendah dari depresiasi negara lainnya," ujarnya.
Dalam jangka pendek ini, ia pun memperkirakan rupiah masih melemah dan bergerak di rentang Rp 14.300 - 14.475 per dolar AS.