FDI Global Turun pada 2019 akibat Kondisi Hong Kong dan Inggris
Penempatan investasi asing langsung atau FDI secara global diperkirakan turun 1% menjadi US$ 1,39 triliun atau sekitar Rp 19.321 triliun sepanjang tahun lalu. Ini terutama disebabkan divestasi besar-besaran di Hong Kong dan penurunan aliran dana asing ke Inggris akibat ketidakpastian keluarnya negara tersebut dari uni eropa atau Brexit.
Berdasarkan data badan perdagangan dan pengembangan di bawah naungan PBB atau UNCTAD, investasi yang mengalir ke Hong Kong terpangkas hampir separuh perolehan tahun sebelumnya menjadi US$ 55 miliar.
"Terdapat divestasi saham di Hong Kong mencapai US$ 48 miliar," ujar Senior Director of Investment and Enterprise UNCTAD James Zhan dikutip dari Reuters, Selasa (21/1).
(Baca: BI Catat Modal Asing Masuk Tembus Rp 224 T pada 2019, Mayoritas ke SBN)
Tak hanya akibat demonstrasi yang berlarut-larut, pusat keuangan Asia ini juga terimbas dampak perang dagang antara AS dan Tiongkok. Selain itu, terdapat persaingan dengan Shanghai, Shenzen, dan Singapura untuk menarik investasi kelas atas, seperti pusat bisnis regional dan kegiatan riset perusahaan multinasional.
"Namun, ekonomi Hong Kong solid untuk jangka panjang dan menarik untuk investasi internasional," kata Zhan.
Adapun ketidakpastian yang melanda Inggris terkait keputusan keluar dari Uni Eropa membuat aliran FDI ke negara ini turun 6% menjadi sekitar US$ 643 miliar. Ini merupakan yang terendah sejak 2007.
Sementara itu, FDI ke Uni Eropa turun 15% menjadi US$ 305 miliar. Hal ini seiring upaya beberapa negara anggota Uni Eropa yang memperketat aliran FDI karena masalah keamanan nasional yang berdampak khususnya di bidang teknologi.
(Baca: Rupiah Mengawali 2020 Paling Kuat di ASEAN, Berikut Faktornya)
Laporan UNCTAD juga aliran modal asing ke Amerika Serikat, penerima FDI terbesar di seluruh dunia, stabil pada $ 251 miliar. Menurut laporan tersebut, dampak reformasi pajak AS tahun 2017 yang mengurangi aliran FDI luar AS mulai surut.
FDI ke negara-negara berkembang juga tetap stabil sebesar US$ 694 miliar, dipimpin oleh Tiongkok yang mencapai US$ 140 miliar.
Adapun FDI secara global diperkirakan kembali meningkat pada tahun ini seiring menurnnya tensi ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.