Permintaan Bahan Makanan Tinggi Saat Natal, Inflasi Desember Naik

Agatha Olivia Victoria
2 Januari 2020, 15:01
Permintaan Bahan Makanan Tinggi Saat Natal dan Tahun Baru, Inflasi Desember Naik
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ilustrasi, pedagang memilah cabai rawit di Pasar Senen, Jakarta, Senin (2/12/2019).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Desember 2019 mencapai 0,34% atau naik dibandingkan November sebesar 0,14%. Penyebabnya, permintaan bahan makanan tinggi saat Natal dan Tahun Baru.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, permintaan itu tercermin dari harga kelompok bahan makanan yang naik paling tinggi. “Inflasinya 0,78% dan andilnya 0,16%," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, hari ini (2/1).

Ada beberapa komoditas yang berkontribusi besar terhadap inflasi kelompok bahan makanan. Di antaranya telur ayam ras dengan andil 0,08%, bawang merah 0,07%, ikan segar 0,02%, serta beras, bayam, kacang panjang, tomat sayur, jeruk, tomat buah, dan minyak goreng masing-masing 0,01%.

Meski begitu, ada sejumlah bahan makanan yang harganya turun. Cabai merah misalnya, memberi andil 0,06% terhadap deflasi. Lalu, cabai rawit 0,03% dan daging ayam ras 0,01%.

(Baca: BPS Sebut Inflasi 2019 Terendah dalam 20 Tahun Terakhir)

Selain itu, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi yang tinggi pada Desember 2019. Kenaikan harga pada kelompok ini sebesar 0,58%.

Tarif angkutan udara berkontribusi 0,07% terhadap inflasi. Lalu, tarif kereta api memberi andil 0,02% dan angkutan antarkota 0,01%.

Selanjutnya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,29% dengan andil 0,05%. Kenaikan harga rokok kretek, rokok kretek filter, dan rokok putih masing-masing berkontribusi 0,01% terhadap inflasi.

Kelompok kesehatan juga mengalami inflasi 0,29% pada Desember 2019 lalu. “Kelompok ini menyumbang inflasi 0,01%," kata dia.

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar inflasi 0,09% dengan andil 0,02%. "Namun tak ada komoditas yang dominan memberi andil pada kelompok ini," ujar Suhariyanto.

Kelompok sandang mengalami inflasi 0,05%, namun tidak berdampak terhadap inflasi secara nasional. (Baca: Mulai 3 Januari 2020, Tarif Tol Cipali untuk Golongan I Naik Rp 5.500)

Hanya kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang mengalami penurunan harga.
Pada Desember 2019, kelompok ini mengalami deflasi 0,05%.

Dari 82 kota indeks harga konsumen, 72 di antaranya mengalami inflasi. Sedangkan 10 kota sisanya mengalami deflasi. 

Suhariyanto menuturkan, inflasi tertinggi terjadi di Batam sebesar 1,28% dan yang terendah di Watampone 0,01%. "Di Batam inflasi tinggi karena harga beberapa komoditas seperti sayuran, bawang merah, dan angkutan udara di Batam menyumbang 0,37%," ujar dia.

Deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,88%. Sedangkan deflasi terendah di Bukittinggi dan Singkawang masing-masing 0,01%.

(Baca: Harga Rokok Naik Rata-rata 35% Mulai Hari Ini, Berikut Daftarnya)

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...