Rupiah & Mata Uang Asia Menguat di Tengah Penurunan Yield Obligasi AS
Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot, Selasa, 24 September 2019. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,04% ke level Rp 14.080 per dolar AS, berbalik dari pelemahan sehari sebelumnya.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia turut menguat tipis terhadap mata uang greenback. Dolar Hongkong menguat 0,03%, dolar Singapura 0,02%, dolar Taiwan 0,02%, won Korea Selatan 0,02%, peso Filipina 0,04%, rupee India 0,02%, ringgit Malaysia 0,03%, dan baht Thailand 0,02%.
Di sisi lain, yen Jepang dan yuan Tiongkok melemah terhadap dolar AS, masing-masing 0,08% dan 0,38%.
(Baca: Gubernur BI: Indonesia Jauh dari Ancaman Resesi Ekonomi)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra melihat peluang rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan hari ini. "Penguatan seiring penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS yang merefleksikan pelemahan dolar AS," kata dia kepada katadata.co.id, Selasa (24/9).
Ia menjelaskan, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun berada dalam arah penurunan sejak 16 September 2019. Kondisi ini, kata dia, bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan mungkin mendorong penguatan rupiah.
Potensi penguatan rupiah juga seiring meredanya kekhawatiran mengenai negosiasi dagang AS dan Tiongkok. Ini seiring pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Munchin bahwa negosiasi antarkedua negara akan berlanjut ke tahap selanjutnya pada awal Oktober di Washington. Perwakilan AS Robert Lighthizer akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Tiongkok Liu He.
Sebelumnya, kekhawatiran pelaku pasar kembali mengemuka tentang kelanjutan negosiasi dagang AS-Tiongkok. Penyebabnya, sejumlah pejabat Tiongkok membatalkan kunjungan ke kawasan pertanian AS, setelah mengadakan pembicaraan dagang di Negeri Paman Sam.
(Baca: Delegasi Tiongkok Batal Kunjungan ke AS, Bursa Saham Global Merah)
Langkah para pejabat Tiongkok tersebut kabarnya dipicu pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa AS tidak akan membuat kesepakatan parsial dengan Tiongkok hingga pemilu 2020 karena yakin dengan ekonomi AS saat ini.
Ariston memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.030 - Rp 14.100 per dolar AS pada perdagangan Selasa ini.