BPS Catat Inflasi Agustus 0,12%, Didorong Naiknya Biaya Pendidikan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan pada Agustus 2019 sebesar 0,12%. Inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan secara tahunan, inflasi Agustus 2019 tercatat sebesar 3,49%, sedangkan secara tahun kalender sebesar 2,48%. "Ini sudah bisa diprediksikan karena memang pada bulan Juli-Agustus adalah masa tahun ajaran baru," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (2/9).
Secara rinci, ia menjelaskan penyebab inflasi tertinggi yaitu dari kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mencatatkan inflasi sebesar 1,21% atau memberi andil 0,09% terhadap total inflasi.
Adapun kenaikan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sekolah mulai dari sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi memiliki andil terbesar pada inflasi kelompok ini. SPP SD tercatat naik 0,05%, SPP sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) naik 0,02%, serta SPP perguruan tinggi naik 0,01%.
(Baca: Harga Beras hingga Ayam Turun, Inflasi Agustus Diprediksi 0,16%)
Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,26% dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,05%. Kenaikan utamanya disumbang oleh komoditas rokok kretek dan kretek filter yang naik masing-masing 0,01%.
Sementara untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami kenaikan 0,23%. Komoditas yang memberi inflasi pada kelompok ini yakni kenaikan tarif sewa rumah sebesar 0,02%.
"Ini karena adanya kenaikan berbagai bahan bangunan seperti asbes, batu bata dan upah tukang," ucap dia. Selain itu, ada pula kenaikan tarif air minum PAM 0,01% sehingga kelompok perumahan memberi andil inflasi 0,6%.
Adapun untuk sandang terjadi inflasi 0,88% dengan andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,06%. Kenaikan ini terjadi karena kenaikan harga emas perhiasan dimana andil inflasinya mencapai 0,05%.
(Baca: Inflasi dan Upaya Penting Stabilitas Ekonomi)
Selanjutnya untuk kelompok kesehatan terjadi inflasi 0,59% dengan andil 0,02%. Suhariyanto menyebutkan, kenaikan yang dominan dalam kelompok ini yaitu kenaikan tarif rumah sakit dengan andil 0,01%.
Sementara itu, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yakni kelompok bahan makanan dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Tercatat kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,19% dan kelompok transportasi 0,55%.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi hingga pekan keempat Agustus mencapai 0,15% secara bulanan akibat kenaikan harga emas perhiasan dan cabai.
Sementara hingga akhir tahun, BI memproyeksi inflasi akan terjaga stabil dan rendah di bawah 3,5%. Rencana pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan mulai tahun ini diperkirakan tidak akan berkontribusi banyak pada inflasi hingga akhir tahun ini.
(Baca: Inflasi Diprediksi Terkendali, IHSG Hari ini Berpotensi Naik)